Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Terus Meningkat, Kenali 4 Jenis Diabetes dan Pencegahannya

Kompas.com - 15/11/2020, 13:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Diabetes merupakan kondisi kronis yang memengaruhi cara tubuh menggunakan hormon insulin.

Hormon insulin mengontrol seberapa banyak gula darah yang juga dikenal sebagai glukosa, dilepaskan ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.

Penderita diabetes di Indonesia jumlahnya pun meningkat.

Pada 2017 Indonesia menempati urutan ke-6 dari sepuluh negara dengan julah diabetes tertinggi, yakni 10,3 juta pasien per tahun pada 2017.

Jika kesadaran masyarakat masih kurang akan diabetes, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, jumlah pasien diabetes di Indonesia, khususnya tipe 2, akan meningkat signifikan hingga 16,7 juta pada 2045.

Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Tak Boleh Minum Jus Buah? Ini Alasannya

Penyakit diabetes bisa dikelola dengan menerapkan gaya hidup dan mengubah pola makan, atau pengobatan seperti insulin.

Jenis diabetes

Dilansir The Insider, seseorang yang memiliki diabetes berarti tubuhnya tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.

Insulin diperlukan untuk memindahkan gula darah ke dalam sel, di mana insulin akan disimpan dan digunakan sebagai energi.

Tanpa insulin, kondisi yang disebut hiperglikemia dapat terjadi. Hiperglikemia adalah kondisi di mana gula darah menumpuk di aliran darah, alih-alih masuk ke sel.

1. Diabetes tipe 1

Dari semua kasus diabetes, hanya 10 persen yang mengalami diabetes tipe 1.

Diabetes tipe 1 paling sering didiagnosis pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda.

Meskipun penyebabnya tidak diketahui, diabetes tipe 1 mungkin disebabkan oleh respons autoimun yang disebabkan oleh infeksi atau pemicu lainnya.

Tubuh Anda secara keliru menyerang dan merusak sel beta di pankreas yang membuat insulin, sehingga sedikit atau bahkan tidak ada insulin yang diproduksi.

Tidak banyak faktor risiko diabetes tipe 1, meskipun faktor genetik diyakini berperan.

Ilustrasi pasien diabetes menyuntikkan insulin, sebagai bagian dari pengobatan diabetes.SHUTTERSTOCK/goffkein.pro Ilustrasi pasien diabetes menyuntikkan insulin, sebagai bagian dari pengobatan diabetes.

Menurut American Diabetes Association (ADA), kemungkinan anak-anak laki-laki dengan diabetes tipe 1 mengembangkan kondisi ini 1 dari 17.

Untuk anak-anak dari wanita dengan diabetes tipe 1, kemungkinannya 1 dari 25 orang jika wanita tersebut berusia di bawah 25 tahun, atau 1 dari 100 setelah usia 25 tahun.

Orang yang didiagnosis diabetes tipe 1 harus melakukan perubahan perubahan gaya hidup yang penting.

Penderita diabetes tipe 1 harus mengonsumsi insulin setiap hari untuk bertahan hidup.

Kadar gula darah juga perlu sering dipantau dan sangat penting untuk merencanakan makanan, khususnya menghitung karbohidrat.

"Ini bisa menjadi penyesuaian yang membuat frustrasi dan melelahkan, tetapi sangat penting bagi pasien untuk mendidik diri mereka sendiri tentang bagaimana makanan tertentu memengaruhi kadar glukosa," kata ahli endokrinologi Rocio Salas-Whalen, MD, dari New York Endocrinology.

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 paling banyak dialami penderita diabetes. Ini paling sering didiagnosis pada orang dewasa, tetapi CDC mencatat bahwa kondisi ini semakin banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja.

Dengan diabetes tipe 2, tubuh Anda dapat memproduksi insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya secara efektif.

Ilustrasi insulin. Penemuan insulin mendorong perkembangan pengobatan inovatif bagi penderita diabetes.SHUTTERSTOCK/M-Foto Ilustrasi insulin. Penemuan insulin mendorong perkembangan pengobatan inovatif bagi penderita diabetes.

Ini disebut resistensi insulin, yang terjadi ketika hati, otot, dan sel lemak Anda tidak secara efektif mengambil glukosa dari darah untuk digunakan sebagai energi.

Akibatnya, kadar gula darah Anda meningkat, yang pada akhirnya bisa menyebabkan diabetes tipe 2.

Anda lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 jika:

  • Berusia 45 tahun atau lebih
  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Tidak berolahraga secara teratur
  • Memiliki anggota keluarga dengan diabetes tipe 2

"Selain makan makanan yang sehat, sangat penting bagi penderita diabetes tipe 2 untuk menjaga berat badan yang sehat, karena ini juga dapat membantu mereka mengontrol kadar gula darah," kata Salas-Whalen.

3. Diabetes gestasional

Orang hamil dapat mengalami diabetes gestasional, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin ekstra yang dibutuhkan selama kehamilan.

Diabetes gestasional dapat membuat bayi berisiko mengalami masalah kesehatan di kemudian hari, seperti obesitas atau diabetes tipe 2.

Sekitar 7 persen orang hamil di AS didiagnosis dengan diabetes gestasional.

Biasanya dimulai di tengah kehamilan dan tanpa gejala apa pun. Untuk mengetahuinya, ibu hamil harus dites saat usia kandungan antara 24 sampai 28 minggu.

Kondisi diabetes gestasional biasanya hilang setelah melahirkan.

Namun bagi yang pernah mengalami diabetes gestasional akan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Jika Anda menderita diabetes gestasional, Anda perlu bekerja sama dengan dokter untuk mengembangkan rencana makan yang sehat, dan harus tetap aktif secara fisik untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap rendah.

Jika diet dan olahraga yang sehat tidak menurunkan kadar gula darah Anda, Anda mungkin perlu mengonsumsi insulin.

Baca juga: Daftar Buah yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Diabetes

4. Pradiabetes

Pradiabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula darah meningkat, tetapi belum cukup tinggi untuk diagnosis diabetes.

Namun, jika tidak diobati, pradiabetes bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2.

Dengan perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, menurunkan berat badan, dan berolahraga secara teratur, pradiabetes mungkin bisa disembuhkan atau ditunda.

Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk membantu menurunkan kadar gula darah Anda.

"Prediabetik masih memiliki potensi untuk menghindari diabetes," kata Salas-Whalen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com