Anhar menuturkan, target utama dari memproduksi radioisotop dan radiofarmaka ini adalah untuk penanganan penyakit kanker, baik untuk diagnosa maupun terapi yang banyak dibutuhkan di dalam negeri.
Senada dengan Anhar, dalam kesempatan yang sama Kepala PTRR, Rohadi Awaludin menjelaskan, kegiatan pengembangan produksi radioisotop dan radiofarmaka ini akan difokuskan pada tiga produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
"Pengguna produk radioisotop itu memang kebanyakan adalah sarana kesehatan seperti rumah sakit-rumah sakit, tapi dipakai untuk masyarakat sebagai pasien, banyaknya (diagnosis penyakit) kanker," ujarnya.
Rohadi juga menyebutkan ada beberapa contoh produk radioisotop yang dikembangkan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Baca juga: Paparan Radiasi Radioaktif di Serpong, Ini Komentar Pengamat Iklim
Pertama, Generator Mo-99/Tc-99m, produk ini banyak digunakan untuk diagnosis kanker, jantung dan ginjal.
Kedua, Radiofarmaka berbasis Prostate Specific Membrance Antigen (PSMA) atau Lu-177-PSMA, produk ini banyak digunakan untuk diagnosis terapi prostat.
Ketiga, Kit Radiofarmaka Nanokoloid HSA, produk ini berguna untuk mendiagnosis sebaran kaner ke kelenjar limfa (limfoscintigrafi), khususnya sebaran dari kanker payudara.
“Ketiga produk ini diharapkan dapat mensubstitusi impor luar negeri, bahkan produk radiofarmaka berbasis PSMA saat ini mulai banyak digunakan di luar negeri dan ini mempunyai potensi penggunaan yang sangat tinggi di dalam negeri,” kata Rohadi.
Dokter yang akan melakukan tindakan bedah pada pasien kanker, juga sangat membutuhkan produk kedokteran nuklir seperti radioterapi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.