Janji China menyediakan vaksin virus corona akhir tahun ini disampaikan Pemimpin China Xi Jinping kepada Majelis Kesehatan Dunia pada Mei lalu.
Namun, pernyataan itu dipertanyakan oleh beberapa ilmuwan, terkait suplai produksi vaksin China yang akan dipenuhi nantinya.
Kepala satuan tugas vaksin Covid-19 China, Zheng Zhingwei mengatakan bulan lalu, China akan memiliki kapasitas untuk memproduksi 600 juta dosis pada akhir tahun ini, dan satu miliar dosis vaksin virus corona pada tahun depan.
Akan tetapi, mengingat negara ini berpenduduk 1,4 miliar orang, dan sebagian besar belum divaksinasi, hal itu tidak akan meninggalkan banyak sisa vaksin corona yang diproduksi untuk diekspor.
Baca juga: Relawan Kena Covid-19, Apakah Vaksin Corona Sinovac Gagal? Ini Kata Ahli
"Jumlahnya tidak bertambah. Jumlah dosis yang tersedia di China akan terlalu sedikit untuk diizinkan untuk ekspor, kecuali keputusan politik diambil untuk mengirimkan vaksin ke luar negeri meski kebutuhan vaksin masih ada di China," kata Klaus Stohr, yang memimpin unit tanggapan epidemi di WHO, yang saat ini telah pensiun.
Jerome Kim, direktur jenderal Institut Vaksin Internasional di Seoul mengatakan China mungkin menggunakan kesepakatan dengan masing-masing negara untuk mendapatkan pengaruh politik dan ekonomi di masa depan.
"Ketika Xi mengatakan akan menjadikan vaksin sebagai 'barang publik global', dia mengucapkan kata-kata yang tepat. Bergabung dengan COVAX mengubah kata-kata jadi tindakan," kata Kim.