Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2020, 11:02 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Space

Peristiwa meteorit jatuh dan menimpa rumah atau benda-benda di Bumi juga banyak dilaporkan. Namun, menurut Cooke, pecahan batu yang jatuh dari langit bahkan bukan masalah terbesar terkait dampak meteor.

"Yang menyebabkan kerusakan paling besar adalah gelombang kejut yang dihasilkan meteor saat pecah di atmosfer (bumi)," kata Cooke.

Secara umum, para astronom tidak dapat memprediksi dampak meteorit, terutama karena meteoroid yang bergerak di luar angkasa terlalu kecil untuk dideteksi. Namun, peristiwa meteorit besar yang berasal dari asteroid, yang dapat dilacak di luar angkasa, tidak dapat diprediksi.

"Untungnya, antara 90 dan 95 persen meteor tidak selamat dari kejatuhan melalui atmosfer bumi untuk menghasilkan meteorit," jelas Moorhead.

Baca juga: Meteorit Pelangi Ditemukan di Kosta Rika, Batuan Luar Angkasa Langka

 

Hal ini karena sebagian besar meteorit diyakini berasal dari komet, yang lebih rapuh daripada asteroid.

Moorhead menambahkan hanya meteoroid yang kebetulan terbuat dari material yang lebih kuat yang menghasilkan meteorit.

"Selain itu, jika meteor yang mendekati Bumi dengan kecepatan lebih lambat, batu tersebut kemungkinan akan selamat dari tabrakannya dengan atmosfer Bumi," jelas Moorhead.

Dengan kata lain, meteor jatuh tidak akan terbakar seluruhnya, dan beberapa sisa meteorit akan jatuh ke tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com