Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehamilan Tak Direncanakan Naik di Tengah Pandemi, Ini 6 Imbauan BKKBN

Kompas.com - 24/09/2020, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Angka kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, jumlah terkonfirmasi selalu mencapai rekor tertinggi penambahan kasus.

Kondisi tersebut menimbulkan dampak pada sejumlah sektor, tak terkecuali layanan kontrasepsi untuk program Keluarga Berencana (KB).

United Nation Population Fund (UNFPA) atau Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari 47 juta perempuan kehilangan akses pelayanan kontrasepsi di masa pandemi Covid-19.

Kondisi ini menyebabkan ada sekitar 7 juta kehamilan yang tidak direncanakan.

Baca juga: Layanan Kontrasepsi Semakin Memburuk karena Pandemi Covid-19

Di Indonesia sendiri, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga kini, menyebabkan penurunan penggunaan kontrasepsi di masyarakat.

Hal ini berdampak pada 420 ribu kehamilan tidak direncanakan.

"Di sisi lain, laju penambahan penduduk kita masih tinggi sekitar 1,49 persen. Yang artinya, setiap tahun lahir sekitar lima juta penduduk di Indonesia," kata Deputi KB KR BKKBN, dr Eni Gustina, MPH virtual media conference Hari Kontrasepsi Sedunia 2020 #SadarBerkontrasepsi di Tengah Pandemi yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia, Kamis (24/9/2020).

"Seperti kita tahu, lima juta itu sama dengan jumlah penduduknya Singapura," imbuh Eni.

Eni menjelaskan bahwa program KB terancam gagal selama pandemi Covid-19 karena beberapa hal.

Mulai dari terbatasnya akses masyarakat menuju fasilitas kesehatan (faskes), menunda datang ke faskes karena takut tertular Covid-19, hingga faskes yang menyediakan layanan kontrasepsi tutup karena penyedia layanan entah itu bidan atau dokter belum sepenuhnya memiliki sarana yang diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19.

Dia menyampaikan, menurut penelitian Litbangkes oleh Kementerian Kesehatan RI, ada sekitar 30 persen puskesmas di Indonesia yang tidak aktif selama pandemi Covid-19.

Dari hasil penelitian tersebut juga ditemukan, posyandu yang aktif selama pandemi Covid-19 hanya 19,2 persen.

"Selain itu, beberapa fasilitas kesehatan dialihkan untuk melayani pasien Covid-19, sehingga tidak melayani kesehatan ibu dan anak termasuk untuk pelayanan KB," katanya.

Kondisi-kondisi inilah yang mau tidak mau berdampak pada akses kesehatan.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Imbauan BKKBN

Di tengah pandemi Covid-19, alat kontrasepsi tetap penting digunakan terutama untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, kematian pada ibu dan bayi baru lahir, dan stunting.

BKKBN mengimbau pasangan usia subur (PUS) untuk melakukan hal berikut di tengah masa adaptasi kebiasaan baru:

1. Rencanakan kehamilan

BKKBN mengimbau agar pasangan usia subur (PUS) sebaiknya merencanakan kehamilan dengan matang.

"Kalau saya bilang sebaiknya menunda kehamilan dulu di tengah pandemi," ujar Eni.

2. Gunakan kontrasepsi

Bagi pasangan usia subur yang menunda atau tidak ingin hamil lagi, wajib menggunakan kontrasepsi.

3. Jika ada keluhan

Hubungi petugas kesehatan jika ada keluhan terhadap kontrasepsi yang digunakan.

Anda juga dapat bertanya pada petugas kesehatan untuk mendapat informasi lain seputar kontrasepsi.

4. Datang ke faskes

Buat janji dengan petugas kesehatan untuk mendapat kepastian jam pelayanan KB.

Saat mengunjungi tempat pelayanan KB untuk mendapat suntik KB, implan KB, dan IUD selalu gunakan masker yang direkomendasikan.

Anda juga harus tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 ke tempat pelayanan KB.

5. Jika tidak bisa ke faskes

Jika tidak memungkinkan pergi ke tempat pelayanan KB, gunakan kondom atau pil KB yang dapat dibeli di apotek.

6. Gunakan KB pasca persalinan

Setelah melahirkan, Anda bisa menggunakan KB pasca melahirkan agar jarak anak tidak terlalu berdekatan.

Baca juga: Studi Ungkap Tren Kehamilan Tak Diinginkan dan Aborsi Global, Ini Hasilnya

Dr. Melania Hidayat, MPH selaku UNFPA Assistant Representative dalam acara yang sama menjelaskan bahwa setidaknya akan ada peningkatan terhadap kehamilan tidak direncanakan secara global sebesar 11,4 juta selama 2020-2021 apabila melalui skenario terbaik.

Namun, apabila pandemi semakin memburuk, setidaknya 20,4 juta kehamilan tidak direncanakan akan terjadi selama pandemi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com