Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Es di Permukaan Laut Arktik Berkurang Mendekati Rekor Terendah

Kompas.com - 24/09/2020, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Pada musim panas tahun ini, lautan es di Arktik menyusut hingga tingkat terendah kedua sejak pengamatan satelit dimulai.

Gumpalan es yang terapung menyusut hingga kurang dari 3,74 juta kilometer persegi pekan lalu, menurut data awal.

Satu-satunya kejadian di mana batas penyusutan itu terlampaui sepanjang 42 tahun catatan pengamatan satelit, terjadi pada tahun 2012, ketika sebaran es di lautan itu berkurang menjadi 3,41 juta kilometer persegi.

Kini, luas es mulai bertambah setelah siang hari menjadi lebih pendek seiring dengan mulainya musim gugur, serta cuaca dingin yang mulai menyelubungi wilayah itu.

Baca juga: Lapisan Es di Greenland Mencair, Ilmuwan Ungkap Tak Akan Pulih

Lapisan es di laut Arktik biasa mengembang sepanjang musim dingin setiap tahun dan kemudian mencair kembali di musim panas.

Namun, jumlah minimal keberadaan lapisan es di lautan wilayah itu pada bulan September, mengingat juga sejumlah variabilitas, terjun semakin dalam seiring dengan cuaca kutub utara yang semakin hangat.

Tren penurunan sejak satelit mulai secara rutin mematau es yang mengapung adalah sekitar 13 persen per dekade, rata-rata sepanjang bulan.

Permodelan komputer memproyeksikan es di lautan ini pada musim panas akan berada di bawah satu juta kilometer persegi secara umum pada akhir abad ini.

Itu merupakan berita buruk untuk isu iklim. Lautan es yang luas membantu mendinginkan Kutub Utara dan bagian lain planet ini.

Jika lautan es ini tidak ada, lebih banyak sinar matahari akan diserap oleh permukaan air laut yang lebih gelap, yang kemudian akan mendorong pemanasan lebih lanjut dan hilangnya es lebih lanjut.

"Cara saya melihatnya sekarang adalah bahwa kita akan selalu memiliki es laut yang rendah; tidak akan pernah kembali seperti pada 1980-an atau 1990-an," kata Prof Julienne Stroeve dari Center for Polar Observation dan Modeling (CPOM) di University College London (UCL), Inggris.

"Tapi apakah kita mendapatkan rekor terendah baru dari satu tahun ke tahun berikutnya - itu sangat bergantung pada apapun yang terjadi dalam pola cuaca musim panas," katanya kepada BBC News.

Pada 31 Juli, bagian utara Dataran Es Milne telah retak dan terbelah.Planet Lans Inc via BBC Pada 31 Juli, bagian utara Dataran Es Milne telah retak dan terbelah.

Tahun 2012 diingat karena beberapa badai penghujung yang membantu memecah es yang menyebar ke titik terendah bulan September.

Tahun 2020 tidak memiliki itu, tetapi ada beberapa kondisi yang sangat hangat, terutama di sisi laut Siberia, yang mendorong pencairan di awal musim.

Prof Stroeve menghabiskan empat setengah bulan bekerja di wilayah kutub pada musim dingin yang lalu, mempelajari berbagai kondisi dengan tim internasional yang berbasis di kapal penelitian Jerman, Polarstern.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com