Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pertama, Pria Asal Hong Kong Terinfeksi Corona Dua Kali

Kompas.com - 25/08/2020, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti di Hong Kong mengidentifikasi kasus pertama reinfeksi (terinfeksi dua kali) Covid-19 di seluruh dunia pada Senin (24/8/2020).

Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang seberapa besar kekebalan tubuh yang dihasilkan dari Covid-19 dan apakah kekebalan itu diperoleh secara alami atau hanya bisa dengan vaksin.

"Studi kami membuktikan bahwa kekebalan terhadap infeksi Covid-19 tidak seumur hidup. Faktanya, infeksi ulang terjadi cukup cepat," kata Kelvin Kai-Wang To, seorang ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Hong Kong seperti dilansir AFP, Selasa (25/8/2020).

Kelvin yang juga sebagai penulis utama studi menegaskan, pasien Covid-19 tak boleh berasumsi jika sudah sembuh mereka tidak akan terinfeksi lagi.

Baca juga: Pedoman Baru WHO soal Covid-19, Anak Usia 12 Tahun Wajib Pakai Masker

Bahkan, orang yang telah terbebas dari virus corona SARS-CoV-2 harus mempraktikkan jarak sosial, memakai masker, dan tetap rajin mencuci tangan dengan sabun.

Orang yang sudah sembuh dari Covid-19 juga harus segera diuji lagi jika gejala yang dicurigai muncul.

Dalam laporan Kelvin dan tim, kasus Covid-19 bisa menginfeksi orang dua kali setelah seorang warga Hong Kong yang berusia 33 tahun mendapati hasil tes usap PCR-nya positif awal bulan ini.

Dia melakukan pemeriksaan wajib awal bulan di bandara Hong Kong dalam perjalan kembali dari Eropa.

Hasi tes ini mengejutkan. Pasalnya, 4,5 bulan yang lalu pria tersebut terinfeksi SAR-CoV-2 dan sudah sembuh.

Dia dianggap memiliki kekebalan terhadap virus, terutama karena periode sembuhnya terhitung baru.

Untuk mengetahui apakah pria tersebut kambuh atau terinfeksi lagi, Kelvin dan tim mengurutkan kedua strain virus dan membandingkan genomnya atau kode genetik.

Kedua jejak strain virus itu sangat berbeda. Dan termasuk dalam garus keturunan atau klade virus corona yang berbeda.

Strain virus jenis pertama sangat mirip dengan yang dikumpulan bulan Maret dan April.

Ilustrasi virus corona (Covid-19)KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi virus corona (Covid-19)

Sementara jenis kedua cocok dengan virus yang ditemukan di Erupa, tempat pria tersebut baru saja berkunjung pada bulan Juli hingga Agustus.

"Virus corona bermutasi sepanjang waktu," kata Kelvin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com