Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omas Meninggal Dunia, Simak Bahaya Diabetes dan Risiko Komplikasinya

Kompas.com - 17/07/2020, 18:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis


KOMPAS.com – Beberapa waktu lalu, dunia hiburan dirundung duka atas meninggalnya komedian Omas. Mastur, adik kandung Omas, mengatakan bahwa kakaknya sudah lama menderita penyakit paru.

Selain itu, keponakan dari mendiang Omas yaitu Erni juga menyebutkan Omas sudah lama mengidap diabetes.

“Iya sakit gula,” tutur Erni kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Komedian Omas Meninggal Dunia, Sakit yang Diderita hingga Ucapan Dukacita

Kebiasaan masyarakat yang tidak berolahraga atau tidak menjaga berat badan seimbang dapat menjadi potensi seseorang mengidap diabetes melitus.

Namun, banyak orang yang tidak menyadari seberapa besar potensi seseorang mengidap penyakit tersebut.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Barat, dr Khomimah, Sp.PD-KEMD, FINASIM menyebutkan bahwa diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa di dalam darah.

“Salah satu penyebabnya adalah kurangnya produksi insulin dan resistensi insulin,” jelas Khomimah dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (17/7/2020).

Baca juga: Saling Memicu, Infeksi Virus Corona Diduga Bisa Sebabkan Diabetes

Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena adanya gangguan aksi kerja insulin atau terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.

“Gangguan aksi kerja insulin dan kurangnya produksi insulin tersebut bisa disebabkan karena adanya berbagai faktor risiko seseorang untuk mengalami diabetes,” papar ia.

Faktor risiko tersebut terbagi menjadi dua kategori:

1. Orang yang gemuk dengan indeks masa tubuh lebih dari 23, atau orang yang gemuk (kelebihan berat badan) disertai salah satu ciri berikut:
- Jarang melakukan gerak badan atau tidak olahraga
- Memiliki riwayat atau keturunan terutama orangtua yang mengidap diabetes
- Orang yang memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.
- Kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah atau kadar trigliserit (salah satu jenis lemak di dalam darah) yang tinggi.
- Mereka yang memiliki riwayat pre diabetes (suatu kondisi kadar glukosa darah dengan nilai lebih dari normal tapi belum kategori diabetes (atau belum memenuhi kriteria kadar glukosa darah diabetes).
- Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (penyakit yang terjadi akibat gangguan jantung dan pembuluh darah).
- Pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg.

2. Kelompok orang dengan usia lebih dari 45 tahun meskipun tidak ada risiko yang disebutkan pada poin-poin di atas.

Baca juga: Batasi Gula, Garam, dan Lemak untuk Cegah Diabetes Saat Pandemi Corona

“Perlu diperhatikan bahwa diabetes melitus bukanlah virus atau bakteri melainkan penyakit degeneratif (bukan penyakit menular),” tambah Khomimah.

Penyakit degeneratif adalah kondisi medis yang terjadi ketika fungsi dan struktur jaringan ataupun organ dalam tubuh memburuk seiring berjalannnya waktu, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

“Dalam hal ini, diabetes melitus terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa atau yang lebih dikenal dengan kencing manis,” tambah Khomimah.

Diabetes melitus dapat menimbulkan penyakit-penyakit lainnya atau disebut dengan komplikasi diabetes, seperti:

1. Makro vascular (gangguan perusakan pada pembuluh darah besar seperti jantung coroner, stroke, atau penyakit pembuluh darah tepi. Misal pembuluh darah di kaki bermasalah, sehingga kaki menghitam).
2. Mikro vascular (gagal ginjal, gangguan pembuluh darah retina mata yang bisa menyebabkan kebutaan, gagal jantung, atau gangguan saraf kaki sehingga pasien merasakan kebas).

Baca juga: Kenapa Pasien Asma, Diabetes, dan Jantung Rentan Terinfeksi Corona?

Perlu diperhatikan, 75 persen pasien diabetes melitus mengalami gangguan penyakit jantung. Selain itu, hampir 50 persen pasien diabetes melitus mengalami gagal ginjal.

“Apabila kadar glukosa tidak dikendalikan, maka proses kerusakan jaringan tubuh akan terus berlangsung hingga terjadi kerusakan yang berat sehingga timbul komplikasi. Sebagian besar kematian pada pasien diabetes diakibatkan oleh komplikasi jantung atau kardiovaskular,” papar Khomimah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com