Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rob Berpotensi Terjadi Kembali, Ini 4 Faktor Pemicunya

Kompas.com - 18/06/2020, 15:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa hari ke depan sejumlah wilayah Indonesia disebut berpotensi mengalami dampak limpasan banjir pesisir (rob), seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Pada awal Juni lalu terjadi rob di wilayah Pesisir Utara Jawa, Pesisir Selatan Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan tertulisnya memperkirakan rob akan kembali berulang di wilayah tersebut. Potensi rob diperkirakan akan berlangsung tanggal 19 hingga 21 Juni mendatang.

Baca juga: Perairan Utara Jawa Berpotensi Terjadi Banjir Rob, Ini 5 Faktor Penyebabnya...

Pelaksana Kepala Bidang Informasi Meteorologi Maritim, Dr Andri Ramdhani mengatakan potensi kejadian banjir pesisir pada beberapa hari ke depan di pesisir Indonesia utamanya terjadi di wilayah rawan dengan elevasi rendah.

Potensi tersebut dipicu oleh berbagai kondisi atmosfer yang terjadi sebagai berikut.

1. Pasang air laut

Herizal berkata, fenomena fase bulan baru atau spring tide pada 21 Juni mendatang mengakibatkan terjadinya pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia.

Adanya fase bulan baru tersebut merupakan pemicu pasang air laut penyebab rob dari sisi faktor astronomis.

2. Gelombang tinggi

Gelombang tinggi merupakan faktor meteorologis yang berpengaruh atau memicu terjadi rob di sejumlah wilayah tersebut.

Potensi gelombang tinggi diperkirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4.0 meter di Laut Jawa dan lebih dari 4.0 meter di Samuderan Indonesia selatan Pulau Jawa hingga Sumba.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem hingga Besok, Berikut Daftar Wilayahnya

Gelombang tinggi ini dibangkitkan oleh embusan angin Timuran (musim kemarau) yang kuat dan persisten mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 km per jam).

"Itu (embusan angin Timuran) ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut," kata Andri kepada Kompas.com, Kamis (18/6/2020).

Dua anak bermain air saat banjir rob menggengangi Kompleks Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (7/6/2020). Banjir di kawasan tersebut diduga akibat adanya tanggul yang jebol saat naiknya permukaan air laut di pesisir utara Jakarta.ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A Dua anak bermain air saat banjir rob menggengangi Kompleks Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta, Minggu (7/6/2020). Banjir di kawasan tersebut diduga akibat adanya tanggul yang jebol saat naiknya permukaan air laut di pesisir utara Jakarta.

3. Potensi hujan

Potensi hujan diperkirakan dapat terjadi dalam tiga hari ke depan di beberapa lokasi di sekitar Jakarta, Cilacapa dan umumnya wilayah Pesisir Selatan.

"Ini dapat menambah tinggi dan lama berlangsungnya genangan rob," ujar Herizal selaku Pelaksana Tugas Deputi Meteorologi BMKG.

4. Tinggi muka air laut

Berdasarkan pemantauan satelit Altimeri, untuk tinggi muka air laut di perairan Indonesia umumnya bernilai positif, yaitu berada di atas tinggi muka laut rata-rata (mean sea level).

"Sea level anomaly umumnya bernilai positif yang ditandai peningkatan tinggi muka air laut di atas normal," ujar Andri.

Baca juga: Siklon Tropis Nuri Picu Cuaca Ekstrem seperti Banjir di Gorontalo, Ini Wilayah Waspada

Tinggi muka air laut yang di atas normal inilah yang limpasannya bisa memicu banjir pesisir atau rob tersebut.

Wilayah waspada

BMKG mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah berelevansi rendah agar dapat meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi.

Terutama untuk daerah Pesisir utara Jakarta, Pekalongan, Semarang, Demak, hingga pantai utara Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com