Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

New Normal, Benarkah Cara Pemerintah Terapkan Herd Immunity Alami?

Kompas.com - 18/06/2020, 13:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah penambahan kasus Covid-19 masih cukup tinggi di Indonesia. Beberapa hari terakhir rata-rata penambahan sebanyak 1.000 kasus, hingga per 16 Juni 2020 total lebih dari 40.000 orang terinfeksi.

Di sisi lain, pemerintah menerapkan kenormalan baru atau new normal, mengembalikan aktivitas masyarakat guna menggerakkan perekonomian yang sempat tersendat.

Kini pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah mulai mencabut dan melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca juga: Jelang New Normal PSBB Dilonggarkan, Apa Saja Indikator Penerapannya?

Mengingat kasus Covid-19 yang masih tinggi namun konsep new normal mulai diberlakukan, apakah ini upaya pemerintah menerapkan heard immunity alami secara tidak langsung?

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc, menyebutkan bahwa new normal tak bisa dikaitkan dengan herd immunity. Keduanya berbeda konsep.

Ia mengatakan, akan sulit untuk menerapkan herd immunity alami di Indonesia, mengingat jumlah penduduknya yang banyak sehingga akan memakan waktu puluhan tahun.

"Jadi jangan ditabrakkan (new normal dengan herd immunity). Pahami ilmunya, kondisinya, dan diri kita," kata Wiku yang juga Guru Besar FKM UI dalam webinar Gerakan Alumni UI4NKRI: Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal), Rabu (17/6/2020).

Baca juga: Meninggalkan Kebiasaan Lama, Kunci Bertahan di Tengah New Normal

Ia menjelaskan, herd immunity atau kekebalan kelompok secara alami akan terbentuk jika semakin banyak orang yang terinfeksi dan sembuh. Sebab, semakin banyak juga orang yang kebal akan virus tersebut.

Seperti diketahui, orang yang berhasil sembuh dari penyakit infeksi, tubuhnya akan memiliki antibodi untuk melawan virus tersebut bila suatu waktu virus kembali menyerang.

Ilustrasi herd immunityShutterstock Ilustrasi herd immunity

Wiku mengatakan, kondisi herd immunity ini akan terjadi jika ada penularan aktif di masyarakat. Sementara, pada saat ini pemerintah berupaya memutus rantai penularan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

Menurut dia, jika ingin terjadi herd immunity alami, sudah pasti arahan yang diberikan berbeda, yakni tidak perlu memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

"Jadi kalau pemerintah mengatakan Anda harus jaga jarak, cuci tangan, pakai masker, dan sebagainya, bagaimana caranya terjadi penularan? Yah kan enggak bisa," jelasnya.

Baca juga: New Normal, Jangan Tunda Lagi Kontrol Jantung ke Rumah Sakit

Wiku mengatakan, dengan penerapan protokol kesehatan yang menghambat penularan virus corona, maka herd immunity alami tak bisa dilakukan.

Ia menyebut, dengan cara ini herd immunity akan sangat lama untuk bisa terbentuk.

"Apakah akan terjadi herd immunity? Yah enggak akan. Kalau pun bisa, terjadi lama sekali, puluhan tahun kali. Karena selalu dijaga terus (agar tidak menular)," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com