Kualitas udara di Jakarta sempat membaik saat PSBB diberlakukan untuk menekan angka penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Bahkan, di China dan Italia, lockdown atau penguncian telah memberi dampak positif bagi lingkungan.
Seperti dilansir dari Science Alert, pada Maret lalu, instrumen Tropospheric Monitoring Instrument (TROPOMI) yang disematkan pada satelit Sentinel-5 menangkap gambar langit di atas China.
Citra satelit ini menunjukkan adanya penurunan nitrogen dioksida yang signifikan, dari Januari hingga Februari 2020.
Baca juga: Polusi Nitrogen Dioksida di China Turun, Benarkah Akibat Virus Corona?
Nitrogen dioksida sendiri merupakan polutan yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mencatatkan kualitas udara pada di Indonesia pada Maret lalu, lebih bersih dibandingkan Maret 2019.
Berjalannya new normal atau fase kenormalan baru saat ini, disebut kembali meningkatkan polusi udara di Jakarta.
Baca juga: Dampak Pandemi Virus Corona pada Lingkungan, Polusi Udara Global Turun
Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menjelaskan membaik atau memburuknya kualitas udara suatu wilayah dilihat dari dua faktor.
"Pertama, perubahan di sumber polutannya dan kedua proses pengurangan polutan di udara," kata dia seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (15/6/2020).
Untuk mengetahui dampak pasti dari faktor perubahan sumber polutannya, perlu dilakukan pengecekan jumlah peningkatan lalu lintas kendaraan di wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir.