Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PSBB Transisi Jakarta Nomor Dua Penyumbang Polusi Udara Dunia, Kok Bisa?

KOMPAS.com - Polusi udara kembali menyelimuti langit Jakarta, sejak masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memasuki masa transisi.

Pembatasan sosial tersebut selama ini menjadi upaya pemerintah untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona baru yang menyebabkan Covid-19.

Namun, sejak pelonggaran dilakukan dan warga kembali beraktivitas, otomatis operasional kendaraan bermotor mulai meningkat.

Seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (15/6/2020), kemacetan lalu linta tampak mewarnai sejumlah ruas jalan di ibukota.

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat ada 410 titik rawan kemacetan di wilayah Jabodetabek. Guna mengurai kemacetan tersebut, sebanyak 1.728 personel dikerahkan.

Jakarta penyumbang polusi kedua di dunia

Akibat kemacetan di sejumlah titik tersebut, kualitas udara di DKI Jakarta mulai berdampak.

Berdasarkan data AirVisual IQAir.com, kualitas udara Jakarta pada pukul 18.39 WIB, mencapai angka 131 US AQI.

Dengan angka tersebut, Jakarta menjadi kota kedua di dunia sebagai penyumbang polusi udara terbesar, di bawah Kota New Delhi di India yang mencapai angka 142 US AQI.

Sementara itu, angka polusi yang terjadi di Jakarta saat ini, sangat berbeda jauh, dibandingkan saat ibukota menerapkan PSBB pada April lalu.

Kualitas udara di Jakarta sempat menempati peringkat 38 dunia pada 22 April 2020 lalu, sebagai kota penyumbang polusi udara terbesar di dunia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB di Jakarta hingga akhir Juni mendatang.

Lockdown turunkan polusi udara

Kualitas udara di Jakarta sempat membaik saat PSBB diberlakukan untuk menekan angka penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Bahkan, di China dan Italia, lockdown atau penguncian telah memberi dampak positif bagi lingkungan.

Seperti dilansir dari Science Alert, pada Maret lalu, instrumen Tropospheric Monitoring Instrument (TROPOMI) yang disematkan pada satelit Sentinel-5 menangkap gambar langit di atas China.

Citra satelit ini menunjukkan adanya penurunan nitrogen dioksida yang signifikan, dari Januari hingga Februari 2020.

Nitrogen dioksida sendiri merupakan polutan yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mencatatkan kualitas udara pada di Indonesia pada Maret lalu, lebih bersih dibandingkan Maret 2019.

Berjalannya new normal atau fase kenormalan baru saat ini, disebut kembali meningkatkan polusi udara di Jakarta.

Penyebab memburuknya kualitas udara

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menjelaskan membaik atau memburuknya kualitas udara suatu wilayah dilihat dari dua faktor.

"Pertama, perubahan di sumber polutannya dan kedua proses pengurangan polutan di udara," kata dia seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (15/6/2020).

Untuk mengetahui dampak pasti dari faktor perubahan sumber polutannya, perlu dilakukan pengecekan jumlah peningkatan lalu lintas kendaraan di wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir.

Kendati demikian, kata Indra, melihat peningkatan kemacetan di jalanan Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir sejak diberlakukan new normal dalam masa transisi, jelas menunjukkan adanya penambahan jumlah kendaraan.

"Selanjutnya itu akan meningkatkan konsentrasi polutan di udara atau menurunkan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya," jelasnya.

Curah hujan yang masih tinggi di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada awal tahun 2020, jelas Indra, memberi dampak pada penurunan konsentrasi polutan di udara.

"Sehingga kualitas udara pada periode tersebut relatif baik," kata dia.

Sebaliknya, sejak akhir Mei 2020 hingga saat ini, sebagian wilayah Jakarta sudah memasuki musim kemarau.

Kondisi ini, kata Indra, berimplikasi pada terakumulasinya polutan di udara pada Jakarta.

"Kondisi tersebut memperlihatkan kualitas udara di Jabodetabek menurun pada awal Juni dibandingkan beberapa beberapa minggu yang lalu adalah akibat dari faktor diatas," ungkapnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/16/123400723/psbb-transisi-jakarta-nomor-dua-penyumbang-polusi-udara-dunia-kok-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke