Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pasien Covid-19 Menginfeksi Banyak Orang dan Ada yang Tidak?

Kompas.com - 25/05/2020, 12:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona bisa menular dengan sangat cepat. Bermula dari satu orang yang terinfeksi, kemudian menyebar ke orang-orang yang ada di sekitarnya.

Banyak contoh kasus yang menunjukkan bagaimana penyebaran virus corona bisa terjadi dengan sangat cepat dan meluas.

Sebagai contoh, 53 dari 61 anggota paduan suara tertular Covid-19 setelah berlatih menyanyi di sebuah gereja di Mount Vernon, Washington, AS, pada 10 Maret 2020.

Salah satu dari mereka mengalami gejala mirip flu selama tiga hari, yang kemudian akhirnya diketahui positif Covid-19.

Ke-53 anggota paduan suara itu dinyatakan positif virus corona SARS-CoV-2, dengan tiga orang dirawat di rumah sakit dan dua orang meninggal, menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada 12 Mei 2020.

Baca juga: Studi Soal Kekebalan Tubuh Beri Harapan dalam Perawatan Pasien Corona

Hal yang dialami oleh kelompok paduan suara di Mount Vernon, Washington, AS, adalah satu dari sekian banyak peristiwa superspreading yang terjadi selama pandemi Covid-19.

Selain itu, kita tentu masih ingat dengan penularan Covid-19 pada pekerja migran di Singapura yang menyebabkan penambahan 800 kasus dalam sehari. Hingga kini, penularan Covid-19 di Singapura terus bertambah pesat.

Kemudian di Osaka, Jepang, sebuah tempat live music menyebabkan penambahan 80 kasus, serta kelas zumba di Korea Selatan menyebabkan 65 kasus.

Pembentukan klaster penyebaran Covid-19 juga terjadi di kapal, resor ski, restoran, rumah sakit, pabrik pengepakan daging, hingga penjara.

Kadang-kadang satu orang menginfeksi puluhan orang, dan yang terinfeksi kembali menyebarkan di banyak tempat lainnya.

Hingga Senin (25/5/2020) siang, tercatat lebih dari 5,5 juta kasus Covid-19 di dunia.

Dilansir Science Magazine, Selasa (17/5/2020), penyebaran Covid-19 mirip dengan dua kerabatnya, sindrom pernapasan akut (SARS), dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). Ketiga penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini menyebar lewat pertemuan-pertemuan kelompok.

Fakta ini merupakan temuan bagus karena menunjukkan pentingnya membatasi pertemuan kelompok yang memicu terjadinya superspreading.

Baca juga: Riset: Obat yang Dikonsumsi Trump Picu Risiko Kematian Pasien Covid-19

Suasana di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, nampak ramai dipenuhi pedagang yang berjualan di tengah situasi masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap tiga, Senin (18/5/2020).KOMPAS.COM/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH Suasana di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, nampak ramai dipenuhi pedagang yang berjualan di tengah situasi masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap tiga, Senin (18/5/2020).

"Jika kita bisa memprediksi keadaan apa yang memicu penyebaran makin luas, maka kita dapat segera membatasi kemampuan penyakit untuk menyebar," kata Jamie Lloyd-Smith dari University of California, Los Angeles, yang telah mempelajari penyebaran banyak patogen.

Sebagian besar diskusi terkait penyebaran SARS-CoV-2 berpusat pada pembahasan rata-rata jumlah infeksi baru yang disebabkan oleh setiap pasien.

Dalam ilmu epidemiologi, penularan itu diukur menggunakan sesuatu yang dikenal sebagai angka reproduksi. Tanpa pembatasan sosial, angka reproduksi Covid-19 diperkirakan berkisar tiga.

Namun, dalam kehidupan nyata, beberapa orang menginfeksi sejumlah orang, sedangkan yang lain tidak menyebarkan penyakit sama sekali.

Itulah sebabnya, selain reproduksi, para peneliti juga menggunakan nilai yang disebut faktor dispersi untuk menggambarkan berapa banyak klaster penyakit.

Semakin rendah tingkat dispersi, maka menunjukkan semakin banyak penularan yang berasal dari sejumlah kecil orang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com