KOMPAS.com - Ilmuwan Inggris akan mulai menguji suatu pengobatan yang diharapkan dapat melawan efek Covid-19 pada pasien dengan kondisi paling parah.
Tim peneliti dari Francis Crick Institute, King's College London dan Guy's and St. Thomas Hospital mengkaji sel-sel kekebalan tubuh pada 60 pasien Covid-19.
Mereka menemukan, pasien Covid-19 dengan kondisi paling parah memiliki jumlah sel kekebalan tertentu yang sangat rendah. Sel kekebalan itu bernama sel-T, yang berfungsi membersihkan infeksi dari tubuh.
Profesor Adrian Hayday dari Crick Institute mengatakan, riset yang dilakukan bertujuan untuk mengamati lebih jauh apa yang terjadi dengan sel-sel kekebalan pada penderita Covid-19.
Baca juga: Sedang Corona, Kenapa Warga Berkerumun di Pasar dan Mall? Ini Kata Ahli
"Sel-T berusaha melindungi tubuh dari infeksi. Tapi virus (corona SARS-CoV-2) tampaknya melakukan sesuatu yang membuat jumlah sel-T berkurang drastis," kata Adrian Hayday dilansir BBC, Jumat (22/5/2020).
Saat diteliti, pasien Covid-19 hanya memiliki 200-1.200 sel-T dalam satu mikroliter (0,001 ml) tetes darah.
Padahal, orang dewasa yang sehat punya sekitar 2.000-4.000 sel-T dalam satu mikroliter tetes darah.
Dari temuan ini, para peneliti akan melakukan uji klinis atau uji coba ke manusia untuk mengevaluasi kinerja obat interleukin 7 apakah dapat membantu pemulihan pasien. Obat interleukin 7 dikenal dapat meningkatkan jumlah sel-T.
Para peneliti mengatakan, temuan ini membuka jalan untuk mengembangkan "tes sidik jari" guna memeriksa kadar sel-T dalam darah yang dapat memberikan indikasi awal, siapa yang berisiko mengembangkan penyakit COvid-19 menjadi lebih parah.
Selain itu, hal ini juga memungkinkan pengobatan khusus untuk meningkatkan sel kekebalan, terutama sel-T.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan