Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Fiksi Ilmiah, Ada Hujan Besi di Planet Eksotis Wasp-76b

Kompas.com - 25/05/2020, 08:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - "Bayangkan, bukan butiran air, namun butiran besi turun dari langit," kata Dr David Ehrenreich, dari Universitas Jenewa, Swiss, kepada wartawan sains BBC News, Jonathan Amos.

Ia dan timnya melakukan pengamatan mendalam terhadap Planet Wasp-76b dan hasilnya diterbitkan di jurnal ilmiah Nature.

Suhu maksimal bisa mencapai 2.400 derajat Celsius, cukup untuk melelehkan logam.

Tingginya temperatur di Wasp-76b karena posisi planet ini yang sangat dekat dengan bintang yang ia kelilingi. Bintang ini seperti Matahari kita.

Baca juga: Astronom Deteksi Kelahiran Planet Baru, Ini Buktinya

Sementara di bagian lain, suhunya 1.000 derajat Celsius lebih rendah, yang bisa menyebabkan logam mengalami kondensasi dan menjadi hujan.

Fitur Wasp-76b mirip dengan Bulan kita. Dari Bumi, kita selalu menatap sisi Bulan yang sama, tak berubah. Kita tak pernah melihat sisi lainnya.

Demikian juga Wasp-76b. Sisi yang menghadap bintang yang dikelilinginya tak berubah.

Pada sisi ini selalu siang hari, sementara sisi lainnya, yang memunggungi bintang, selalu malam hari.

Akibatnya, sisi Wasp-76b yang selalu menghadap bintang, seakan terpapar panas yang luar biasa.

Sebegitu panasnya, awan akan langsung menguap dan semua molekul di atmosfir langsung terpecah menjadi atom-atom.

Tim dari Universitas Jenewa, Swiss menjelaskan kondensasi atau pengembunan terjadi di bagian planet yang tidak terpapar sinar.

Di bagian yang tidak terpapar sinar, meski suhunya tetap saja panas, yaitu sekitar 1.400 derajat Celsius, masih tergolong cukup dingin untuk mengubah besi menjadi awan, kemudian menjadi hujan dan diperkirakan turun ke bawah layaknya butiran air.

Sejauh ini, karena keterbatasan alat, tim pakar belum bisa memastikan apa yang terjadi ketika hujan besi ini memasuki lapisan atmosfir Wasp-76b yang lebih rendah.

Planet ini berada 640 tahun cahaya dari Bumi dan hanya perlu waktu 43 jam untuk mengitari bintangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com