Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2020, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

 

"Di fase I juga diuji bagaimana imunogenisitas dari kandidat vaksin, apakah kandidat vaksin kita (ilmuwan) dapat meningkatkan sistem imun di tubuh kita atau tidak," imbuhnya dalam acara Webinar Zoom Big Questions Forum 9, Menghadapi Covid-19: Kebijakan, Sains, Solidaritas Nasional dan Global yang diselenggarakan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Jumat (15/5/2020).

Setelah melewati uji klinik fase I, ahli akan melanjutkan ke uji klinik fase II.

Pada tahapan uji klinik fase II biasanya menguji apakah efek farmakologik yang tampak pada fase I berguna atau tidak untuk pengobatan dan menguji efikasi.

"Pade fase II, itu dilakukan studi terkait efikasi pada kandidat vaksin yang diuji coba. Efikasi di sini adalah apakah antibodi atau respons imun yang dihasilkan dari vaksin, bisa memberikan proteksi untuk tubuh," terang Indra yang merupakan bagian tim uji klinik yang mengecek antibodi respons dari orang yang sudah divaksinasi oleh kandidat vaksin di Universitas Oxford.

Setelah fase II lolos, para ilmuwan akan melonjutkan uji klinik ke fase III.

Dalam uji klinik fase III, para ilmuwan akan melibatkan responden dalam jumlah lebih besar. Hal ini untuk menggambarkan populasi sebenarnya di dalam komunitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com