Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2020, 07:34 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Mungkinkah Anda termasuk salah satu orang yang saat ini sering merasakan gejala atau keluhan tubuh seperti pertanda Covid-19, dan gelisah tentang hal itu?

Barangkali yang Anda rasakan tersebut bukanlah pertanda bahwa Anda terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit tersebut, dan justru sedang mengalami psikosomatik.

Apa itu psikosomatik?

Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga Novita Tandry menjelaskan psikosomatik adalah munculnya penyakit fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh kondisi mental.

Baca juga: Gangguan Lambung Kronis? Mungkin Psikosomatik!

Seperti diketahui dan sering disebutkan bahwa kondisi mental, juga berpengaruh besar terhadap kondisi fisik manusia.

Novita mengatakan kondisi itu terjadi, apabila seseorang memikirkan sesuatu secara berulang-ulang terus setiap hari, dalam durasi yang panjang atau lama.

Terkait pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi. Psikosomatik bisa terjadi akibat seseorang atau Anda secara rutin melakukan pengulangan membaca ataupun khawatir tentang gejala atau gangguan tubuh yang dialami oleh Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pasien konfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Gejala Tidak Biasa Sakit Perut Ditemukan pada Pasien Covid-19 di Indonesia

"Kalau itu repetitive (berulang-ulang) dan terus masuk ke dalam otak kita, itu tanpa disadari otak itu akan menyerap dan memberikan satu sinyal kepada tubuh, (maka) gejala yang persis sama seperti yang dialami oleh pasien Covid-19 itu, (jadi) kita alami," jelasnya.

Gejala yang ditimbulkan psikosomatik

Reaksi atau gejala psikosomatik yang kerap muncul dan menyerupai keluhan pasien positif Covid-19 adalah sebagai berikut.

  • Jantung berdebar
  • Sesak napas
  • Lemas
  • Nyeri ulu hati
  • Tidak ada nafsu makan
  • Susah tidur
  • Nyeri kepala
  • Nyeri seluruh tubuh
  • Demam, batuk dan pilek
  • Dada sesak hingga mual

Dengan reaksi yang ditimbulkan hampir serupa dengan Covid-19, membuat banyak orang selalu bertanya-tanya apakah keluhan atau gejala yang mereka alami tersebut dikarenakan infeksi Covid-19 atau bukan.

Menurut pengakuan Novita, banyak pasien yang melakukan konseling dengan kondisi gejala radang tenggorokan, pilek, sesak napas, demam di atas 38 derajat celsius, leher sakit. Tetapi, bukan pasien Covid-19.

Pasien dengan gejala-gejala tersebut sudah melakukan tes PCR atau tes laboratorium sebelumnya.

Baca juga: Studi Terbaru, Tingkat Keparahan Covid-19 pada Anak dan Remaja Lebih Tinggi

Mereka khawatir keluhan yang dialami itu merupakan indikasi dari infeksi virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Namun, hasil yang diterima adalah non-reaktif atau negatif dari infeksi Covid-19.

"Jadi saya dapat banyak konseling online, teman-teman ini mengalami tubuhnya itu panas, demam sampai (suhu tubuh) 38 derajat celsius, lehernya sakit, sesak napas dan ditambah sulit tidur. Tetapi begitu di cek di laboratorium, tidak ada infeksi virus Covid-19," ujar dia.

Ilustrasi imunitas turun akibat gangguan psikosomatik terhadap infeksi virus corona penyebab Covid-19. Ilustrasi imunitas turun akibat gangguan psikosomatik terhadap infeksi virus corona penyebab Covid-19.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Benarkah Tidur Bisa Tingkatkan Imunitas Tubuh?

Novita percaya, banyak sekali masyarakat yang mengalami persoalan gangguan seperti ini.

"Hal itu yang harus kita cegah supaya ini (kasus psikosomatik) tidak terjadi lagi," tuturnya.

Waspada imunitas ikut menurun

Hal yang perlu dikhawatirkan dari psikosomatik ini jelas sekali adalah pengaruhnya terhadap imunitas atau sistem kekebalan tubuh seseorang.

Novita mengingatkan, begitu imunitas atau sistem kekebalan tubuh menurun, meski awalnya bukan infeksi virus corona atau gejala psikosomatik.

Tetapi ini akan meningkatkan jumlah hormon kortikosteroid, yaitu hormon yang diproduksi tubuh saat stres. Hormon tersebut akan menekan efektivitas sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh menjadi rentan.

Baca juga: Ini Penyebab Mengapa Pria Lebih Rentan Terpapar Covid-19

Dengan begitu, yang pada awalnya tidak terinfeksi virus justru bisa jadi rentan atau gampang saat diserang jenis virus SARS-CoV-2 yang belum ada vaksinnya ini.

Pasalnya, kata dia, bisa jadi sebenarnya antibodi tubuh memungkinkan Anda menahan diri dari virus Covid-19 itu. Akibat gangguan psikosomatik, bukan hanya fisik yang terganggu, tetapi juga psikis atau mental. Inilah yang perlu benar-benar diperhatikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com