Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2020, 19:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah akan segera melakukan tes massal Covid-19 untuk mempercepat deteksi infeksi virus corona di Indonesia. Rapid Tes dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) atau RT-PCR based ini direkomendasikan untuk mereka yang suspek corona.

Artinya, tes ini diutamakan bagi orang-orang yang sudah bergejala dan terindikasi dari kontak tracing pada individu berisiko yang pulang dari wilayah wabah virus corona.

Dilansir dari siaran pers yang diterima Kompas.com dari Dr. Berry Juliandi S.Si, M.Si dari Departemen Biologi IPB, Indonesian Young Scientist Forum memberikan beberapa rekomendasi terkait tes massal Covid-19.

Baca juga: Tes PCR untuk Virus Corona, Benarkah Lebih Efektif Deteksi Covid-19?

1. Penggunaan automatic tes

Forum ilmuwan muda ini merekomendasikan penggunaan tes Covid-19 sebaiknya menggunakan automatic ekstraction RNA dan automatic RT-PCR.

Sebab, kedua metode ini dinilai dapat mempersingkat waktu tes.

2. Fasilitas lab BSL 2

Selain itu, perlu disiapkan fasilitas Basics of Biosafety Level 2 atau BSL 2 (negative pressure), dan pastikan reagen kontrol negatif dan kontrol positif bekerja.

Jangan sampai mengulangi kesalahan Litbangkes karena masalah reagen, serta perlunya melakukan cek ulang sampel yang pernah dites Litbangkes.
Baca juga: Rapid Test untuk Tes Massal Corona, Ini Metode dan Prosedurnya

Sebagian sampel tersebut disimpan untuk penelitian trancking mutasi virus yang dilakukan dengan Genom Sequensing untuk identifikasi urutan genom Covid-19.

Genom Sequensing (GS) bukan tes rutin, tetapi untuk penelitian lanjutan, teknisnya menggunakan alat yang ada di Eijkman.

3. Memperbesar skala persiapan tes

Para ilmuwan muda ini juga menganjurkan ada baiknya melibatkan universitas atau laboratorium lain yang ada di Indonesia. Tujuannya, untuk memperbesar skala tes Covid-19.

Sebab, dengan melibatkan institusi pendidikan dan laboratorium ini, akan ada penugasan yang jelas kepada ahli bioteknologi yang mumpuni dari lembaga tersebut, sehingga semua orang tidak mengerjakan hal yang sama.

4. Teknik RDT berbasis antibodi

Teknik tersebut dapat diukur saat awal infeksi (IgM) dan fase berikutnya (IgG) hanya dapat dilakukan jika sudah ada validasi bahwa RDT (Rapid Diagnostic Test) serum sensitif dan spesifik terhadap glod standar PCR.

Menurut mereka, teknik ini memang jauh lebih murah dan cepat. Sebab, teknik ini akan mengecek apakah individu bersangkutan pernah terjangkit infeksi atau tidak.

Antibodi ini akan terlihat pada 3-4 hari setelah infeksi. Artinya, ketika virus menginfeksi di hari pertama, tes RDT akan terlewat.

Tes RDT ini cocok untuk dilakukan di bandara atau pelabuhan, di mana calon penumpang dapat melakukan tes sambil menunggu bagasi.

Baca juga: Virus Corona Bencana Nasional, Sudah Saatnya Tes Massal di Indonesia

5. Menetapkan satu lab sebagai pusat konsultasi nasional

Pusat lab ini bukan untuk pasien, tetapi untuk kepala lab dari daerah untuk konsultasi masalah. Lab tersentral ini harus standby atau siaga untuk trouble shooting.

Target TAT adalah 24 jam dan live reporting agar informasi tentang perkembangan wabah virus corona ini dapat cepat disampaikan.

6. Logistik view

Tes RDT di pintu masuk kunjungan (19 pintu utama).

Tes PCR di lembaga-lembaga yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan, seperti Litbangkes, Eijkman, Unair dan universitas lain yang mewakili daerah terjangkit, yang memiliki fasilitas BSL 2 dan RT-PCR dengan tenaga terdidik.

Baca juga: WNI Positif Covid-19 di Singapura, Ternyata Hasil Tes Negatif Bisa Berubah Positif

Sequencing untuk konfirmasi jika diperlukan pada daerah yang belum terjangkit dan untuk keperluan penelitian.

7. Biobanking

Semua sampel sisa perlu disimpan untuk penelitian epidemiologi dan materi pembuatan alat kesehatan di Indonesia.

Hal ini penting, supaya Indonesia tidak perlu lagi impor, apabila ke depan penelitian penting ini diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com