Pentingnya Nutrisi Seimbang untuk Mengelola Diabetes pada Anak dan Remaja

KOMPAS.com - Diabetes mellitus tipe 1 merupakan tipe diabetes yang paling banyak ditemukan pada pasien anak dan remaja.

Diabetes tipe 1 sangat bergantung pada penggunaan insulin sebagai terapi utama. Pasalnya, penderita diabetes tipe 1 mengalami kekurangan insulin absolut akibat kerusakan sel beta.

Di samping itu, menurut Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan, SpA(K), Project Lead Changing Diabetes in Children (CDiC), dibutuhkan juga tindakan penunjang, seperti pengaturan pola makan, aktivitas fisik yang teratur, dan kontrol berat badan.

Pengaturan makanan untuk penderita diabetes tipe 1 ini bertujuan agar kontrol metabolik tetap baik tanpa mengabaikan kalori yang dibutuhkan untuk metabolisme basal, pertumbuhan, masa pubertas, maupun aktivitas sehari-hari.

Dengan pengaturan makan yang baik, diharapkan anak dengan diabetes tipe 1 tetap dapat tumbuh dengan optimal sekaligus terhindar dari hipoglikemia.

Nutrisi seimbang untuk anak penderita diabetes

Menurut dr. Aman, terkait pengaturan pola makan untuk pengelolaan diabetes pada anak dan remaja, nutrisi yang diperoleh anak harus seimbang.

"Nutrisi harus seimbang. Ada sayur, ada gandum, produk susu, dan daging. Distribusinya, 40-50 persen karbohidrat, lemak di bawah 35 persen, dan proteinnya 15-20 persen," katanya dalam media briefing, Sabtu (11/11/2023).

Di samping itu, berdasarkan Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 1 yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kebutuhan vitamin anak-anak penderita diabetes sama dengan anak pada umumnya. Namun, beberapa negara menganjurkan penambahan asupan vitamin D.

Kemudian, asupan garam untuk anak dengan diabetes juga harus dibatasi. Pada anak usia 1-3 tahun, dibutuhkan asupan garam 2,5 gram per hari. Usia 4-8 tahun membutuhkan 3 gram garam per hari, dan usia lebih dari 9 tahun butuh 3,8 gram per hari.

Perlu dicatat bahwa salah satu kunci keberhasilan pengaturan makan untuk pengelolaan diabetes pada anak dan remaja adalah asupan makanan dan pola makan yang sama sebelum atau sesudah diagnosis, dan makanan yang tidak berbeda dari teman sebaya atau keluarga.