Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Medical Tourism" dan Layanan Medis di Indonesia

Oleh dr. Eddy Wiria, PhD

BERITA mengenai masyarakat Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri kembali hangat beberapa bulan terakhir ini saat Presiden Jokowi meresmikan rumah sakit swasta besar di Bandung pada bulan Maret 2023 (Kompas.com 6 Maret 2023).

Sebelumnya di tahun 2022, juga ramai berita kontroversi mengenai perlu tidaknya berobat ke luar negeri saat peresmian RSUD Soedarso Pontianak (Kompas.com 9 Agustus 2022). Namun bila saya perhatikan, berita ini terus berulang menghangat setiap tahun.

Indonesia sendiri terlihat tidak tinggal diam lagi dan sedang aktif menjalin hubungan dengan berbagai sentra unggulan di dunia seperti Cleveland Clinic, Harvard, Mayo Clinic, John Hopskin, Texas Anderson untuk alih ilmu dan pengalaman, serta untuk mendidik para tenaga medis dari Indonesia.

Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia dan juga dunia terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

RSCM menempatkan dirinya juga di peringkat 36 dunia dari The Most Reputable Medical Center 2023 dari 250 rumah sakit di dunia versi oleh Brand Finance, konsultan strategi independen terkemuka di dunia yang didirikan tahun 1996.

Berkantor pusat di London dan tersebar di lebih dari 20 negara (brandirectory.com). Saat ini juga sedang ditingkatkan produksi dokter umum dan dokter spesialis dan sub-spesialis supaya bisa memperluas pelayanan kesehatan di Indonesia di masa depan.

Destinasi medis yang populer di dunia antara lain: Kanada, Kuba, Costa Rika, Ekuador, India, Israel, Yordania, Malaysia, Meksiko, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Turki, dan Amerika Serikat.

Untuk tindakan spesifik seperti bedah kosmetik, destinasi populernya antara lain: Argentina, Bolivia, Brazil, Kolombia, Costa Rika, Kuba, Ekuador, Meksiko, Turki, Thailand, Ukraina dan Korea Selatan.

Kenapa orang mencari pengobatan ke negara lain?

Sebetulnya, apa yang menyebabkan orang sampai mau pergi ke luar negeri untuk berobat? Paradigma yang banyak dikumandangkan adalah pasien mencari negara maju dengan teknologi maju untuk menangani kasusnya.

Umumnya itu betul seperti yang pernah dibahas di kolom saya di kompas.com 18 Agustus 2022, namun kenyataannya pasien tidak semata-mata mencari negara yang lebih maju sebagai alasan utamanya berobat di negara lain.

Kali ini akan kita bahas beberapa hal yang dapat menjadi alasan dan penyebab pasien melakukan perjalanan medis ke luar negeri:

1. Waktu tunggu yang lebih singkat

Di beberapa negara seperti Amerika serikat dan Belanda, terdapat waktu tunggu untuk dapat menjalankan tindakan tertentu seperti operasi ortopedi atau operasi transplantasi.

Di Indonesia juga terdapat antrean untuk dapat menjalankan tindakan tertentu, terutama yang ditanggung oleh BPJS. Sedangkan di negara-negara tujuan wisata medis, bisa dilakukan prosedur transplantasi dan bedah ortopedinya tanpa harus menunggu.

2. Biaya tindakan medis tertentu bisa lebih murah di negara lain, walaupun teknologinya sama atau bahkan lebih baru

Misalnya untuk operasi transplantasi hati di Amerika bisa mencapai 700 ribu dolar Amerika. Sedangkan di Singapura sekitar 300 ribu dolar Singapura dan di Korea sekitar 300 juta won.

Taiwan juga menjadi tempat untuk melakukan tindakan transplantasi yang biayanya jauh lebih rendah dari pada negara-negara barat. Sedangkan di India bisa senilai 50 ribu dolar Amerika.

Perbedaan harga yang sangat jauh ini menjadi pertimbangan bagi banyak pasien untuk ke luar negeri.

Bahkan asuransi tertentu juga bersedia menanggung biaya perjalanan medis ini termasuk dengan pesawat dan akomodasi, karena total pengeluaran akhirnya masih lebih murah dibandingkan prosedur penanganan di negara asal.

3. Kenyamanan dalam terapi dan pemulihan

Thailand, Malaysia dan Singapura adalah negara jasa yang terbiasa memberikan servis yang prima untuk berbagai layanan. Mereka juga memiliki kualitas yang unggul di bidang kesehatan dengan dukungan yang kuat dari pemerintahnya.

Ketika seseorang dengan tubuh yang sakit atau kondisi kurang ideal dia juga ingin dimanja oleh layanan yang menenangkan pikiran dan jiwa.

Para pasien ini bisa menikmati layanan yang memanjakan mereka selama proses pemulihan di rumah sakit dengan pelayanan hotel bintang lima di Thailand, Malaysia dan Singapura, misalnya.

4. Lokasi juga menjadi pertimbangan dari orang yang mencari pengobatan di luar negeri

Warga Aceh dan Medan secara geografi lebih mudah menjangkau Penang atau Kuala Lumpur di Malaysia; Penduduk Myanmar dan Kamboja juga sangat mudah menjangkau Thailand.

Ketika mereka tidak bisa mendapatkan layanan yang dibutuhkan di lokasi tempat tinggal mereka, seringkali lebih dekat dan murah untuk pergi ke rumah sakit di luar negeri yang dekat dengan perbatasan.

5. Fasilitas non medis yang tersedia misalnya seperti pelabuhan udara, perusahaan penerbangan dan proses imigrasi dan lokasi wisata yang baik juga menjadi pertimbangan

Nilai lebih dari beberapa rumah sakit di Penang dan Kuala Lumpur antara lain penjemputan gratis dan fasilitas akomodasi yang memadai di sekitar rumah sakit.

Apa keunggulan negara-negara yang aktif dengan perjalanan medis atau medical tourism?

Di atas kita sudah sedikit membahas alasan-alasan seseorang memilih berobat ke luar negeri. Tentunya kita perlu melihat juga kenapa negara-negara yang unggul dan menjadi pilihan bagi pengobatan ke luar negeri bisa menjadi pilihan destinasi perjalanan medis.

Kita dapat belajar dari mereka dan melihat apa yang bisa diterapkan di Indonesia.

Korea

Korea Selatan unggul di tingkat dunia dalam terapi transplantasi, berbagai pengobatan kanker dan juga operasi plastik.

Tingkat keberhasilan transplantasi organ di Korea mencapai lebih dari 90-95 persen dan angka bertahan hidup selama 10 tahun mencapai lebih dari 80 persen.

Pengobatan kanker tertentu di Korea mencapai angka bertahan hidup 5 tahun hingga 100 persen atau mendekati 100 persen.

Data-data fantastis ini yang juga menarik warga dari Rusia, Cina, Amerika untuk datang ke Korea, selain kedekatan geografis atau emosional mereka bisa memenuhi harapan mereka untuk ‘pulih’ dan hidup ‘sehat’ lebih lama.

Bedah plastik di Korea saat ini juga menjadi benchmark dari operasi plastik yang berkualitas di dunia.

Keberhasilan Korea sebagai tujuan perjalanan medis tidak lepas dari peran pemerintah yang secara sistematis bersama berbagai stakeholder yang terlibat, meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan juga mempromosikan layanan kesehatan Korea ke dunia.

Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan secara sistematis dan berkesinambungan, pembuatan regulasi yang kondusif, aktivitas pameran, promosi, standarisasi dan sertifikasi layanan kesehatan yang melayani pasien asing dilakukan secara konsisten dari tahun 2009 dengan slogan Medical Korea Smart Care.

Korea juga membangun pusat-pusat informasi, misalnya di bandara Incheon untuk membantu pelancong luar negeri yang berobat ke Korea. Sehingga di tahun 2019 ada lebih dari 2,7 juta orang berobat ke Korea dari hampir 200 negara.

India

Akhir bulan April 2023 kemarin India mengundang ratusan tamu dari lebih 70 negara untuk hadir dalam acara Advantage Health Care India (Mediaindonesia.com 28 April 2023) termasuk Kavalink (Kavacare.id dan Linksehat.com).

Dalam acara tersebut disampaikan pencapaian India di dunia kesehatan dan ditampilkan situasi layanan kesehatan India yang terkini. Berbagai rumah sakit unggulan dan jejaringnya melakukan pameran.

Beragam medical facilitator juga hadir dan menampilkan layanan-layanan yang mereka berikan bagi pasien yang ingin datang ke India.

Untuk mengurangi kekhawatiran dan mempermudah proses perjalanan medis, mereka mempersiapkan mulai dari penjemputan, penerjemah, dan juga pendampingan di rumah sakit serta pemilihan akomodasi yang sesuai untuk kunjungan singkat maupun jangka panjang.

Mereka sadar bahwa India merupakan negara yang besar dan padat penduduk dan walaupun warganya berbahasa Inggris, tetap saja menjadi hal yang tidak biasa bagi banyak orang.

Terlihat bahwa India sangat serius di bisnis perjalanan medis. Mereka menyampaikan bahwa dokter dan perawat India ada di mana-mana; di Amerika, di Eropa, di Timur Tengah dan mereka memberikan layanan yang terbaik.

Obat dan alat kesehatan dari India juga diekspor ke mana-mana. Untuk hal tersebut mereka berani menggunakan slogan Heal by India.

Namun mereka ingin lebih dari itu dengan mempromosikan Heal in India. Seperti yang sudah disinggung di atas, biaya pengobatan di India bisa sangat murah bila dibandingkan negara-negara lain.

Jejaring rumah sakit di India banyak yang berstandar internasional dan setara dengan rumah sakit di Amerika Serikat atau di Inggris, namun biayanya bisa hanya mencapai 10 persen dari biaya di Amerika dan Inggris.

Dengan alasan ini pula tidak sedikit pasien datang dari negara-negara Afrika dan Timur Tengah yang mencari pengobatan di India, terutama untuk kasus jantung, transplantasi organ dan sumsum tulang, pengobatan alternatif (Ayurveda), dan juga operasi atau bedah ortopedi.

Thailand

Thailand adalah negara yang sangat serius melayani para pasien yang membutuhkan kenyamanan dan kualitas tinggi. Posisinya di dunia perjalanan medis selalu teratas.

Siapa yang tidak kenal dengan keramahan masyarakat Thailand. Kombinasi dari dokter-dokter spesialis yang juga lulusan Amerika, Eropa dan Jepang, serta teknologi terbaru dan penelitian yang kuat, menjadikan layanan kesehatan di Thailand sepadan dengan negara-negara barat.

Apakah ini terjadi mendadak? Tentu tidak. Baik rumah sakit maupun pemerintah Thailand juga membangun kepercayaan dunia internasional terhadap kualitas layanan kesehatan di Thailand dengan serius, terutama saat krisis ekonomi di tahun 1998 melanda negaranya.

Thailand memerlukan pendapatan selain dari turisme untuk menggerakkan perekonomiannya. Awalnya mereka melihat kebutuhan turis yang datang berlibur dan membutuhkan pengobatan saat berlibur.

Namun saat ini banyak pasien yang berkunjung ke Thailand khusus karena ingin berobat, namun tambahannya dapat menggunakan kunjungan berobatnya juga untuk berlibur.

Pengobatan di Thailand yang banyak dicari antara lain operasi bedah plastik, bedah ortopedi, ataupun operasi jantung dan pengobatan kanker.

Mereka yang berobat ke Thailand bisa merasa lebih nyaman dalam proses terapi dan penyembuhan karena suasana yang kondusif dan menyenangkan seperti liburan saja.

Singapura

Singapura merupakan negara dengan produk jasa yang sangat unggul di dunia. Singapura selalu ingin terdepan dan berbagai kompetisi usaha.

Walaupun medical tourism bukan lagi menjadi prioritas dari pemerintah Singapura sejak lebih dari lima tahun yang lalu, dan biaya tinggal, biaya kesehatan dan pengobatan terus meningkat, keberadaan Singapura sebagai tempat yang dikunjungi pelancong medik dari berbagai negara tetap dalam posisi teratas.

Hasil promosi mereka yang konsisten sebelumnya sudah membuahkan hasil. Pengunjung terbanyak untuk perjalanan medis ke Singapura terutama dari Indonesia, Cina, Malaysia dan juga India yang sudah percaya dengan kualitas layanan kesehatan Singapura.

Berbagai rumah sakit di Singapura berstandar internasional, fakultas kedokterannya berada di top sepuluh besar dunia, dokter-dokter spesialisnya terakreditasi di Eropa dan Amerika, teknologi-teknologi terbaru juga cepat diadaptasi oleh Singapura, namun biayanya masih lebih murah daripada Amerika dan Inggris atau negara barat lainnya.

Tentunya Singapura sekarang berhadapan juga dengan destinasi wisata medis yang berkembang pesat seperti Malaysia, Thailand dan India yang mampu melakukan hal-hal yang serupa di Singapura dengan biaya yang lebih murah.

Malaysia

Malaysia serius menggarap pangsa pasar wisata medis dengan kerja sama yang erat antara klinik-klinik, rumah sakit, pemerintah.

Upaya dari Malaysia adalah mempromosikan kemampuan dokter dan rumah sakitnya mampu melakukan pelayanan yang sama dengan Singapura, namun dengan biaya 30-50 persen lebih murah.

Malaysia juga aktif melakukan ekspo di Indonesia yang menjadi pangsa pasar utamanya.

Hal yang disukai oleh pelancong medik Indonesia di Malaysia selain kedekatan geografis adalah kecepatan hasil dari medical check up yang hanya satu hari saja, penjemputan dari bandara, biaya yang bisa lebih murah daripada biaya rumah sakit di Indonesia (pasien umum non BPJS), bahasa yang mirip atau bahkan dokter dan perawat yang pandai berbahasa Indonesia.

Negara-negara di atas adalah juga negara yang umum dikenal oleh pasien Indonesia. Beberapa negara lain yang juga menjadi tujuan pasien internasional dan Indonesia berobat ke luar negeri adalah Taiwan, China, Turki dan Australia.

Apa sebab sebagian dari masyarakat Indonesia pergi ke luar negeri?

1. Lokasi

Bagi penduduk di Aceh dan Medan, menyeberang ke Malaysia sangatlah mudah. Penduduk Batam juga sangat dekat ke Singapura atau Malaysia dibandingkan ke Jakarta.

Bila terapi yang mereka butuhkan tidak ada di rumah sakit setempat, dari segi geografis dan biaya, seringkali lebih murah dan mudah bagi pasien dari wilayah dekat perbatasan untuk berangkat ke luar negeri dari pada ke rumah sakit rujukan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta atau Surabaya.

2. Kecewa

Tidak sedikit pasien yang mengatakan bahwa mereka kecewa dengan pelayanan dokter, perawat atau rumah sakit di wilayahnya.

Mereka berkeluh kesah karena berbagai hal misalnya komunikasi yang kurang baik, waktu yang sangat terbatas, rumah sakit yang tidak nyaman, biaya yang tinggi, diagnosis yang tidak betul dan sebagainya.

Apakah betul atau tidak, dan seberapa besar pengaruh kekecewaan ini, perlu digali lebih lanjut.

Namun rasa kecewa dapat menjadi dasar dari sebagian pasien yang rela pergi ke luar negeri baik ke Malaysia ataupun Singapura untuk berkonsultasi atau sekedar mencari pendapat kedua.

3. Teknologi

Kita perlu mengakui bahwa ada sebagian teknologi medis yang tidak tersedia di Indonesia. Atau bila tersedia, hanya ada di beberapa rumah sakit dan lokasi tertentu.

Contoh PET scan hanya tersedia dalam hitungan jari di satu tangan untuk seluruh Indonesia, dan terutama ada di Jakarta dan Bandung saja, padahal alat ini merupakan instrumen yang penting untuk melakukan pemeriksaan dan tindak lanjut pengobatan kanker.

Tentunya masih ada alat-alat dan teknik yang lain yang belum ada atau juga jarang terdapat di Indonesia misalnya Hyperthermic (atau Heated) Intraperitoneal Chemotherapy (HIPEC) untuk kanker di perut, operasi dengan bantuan robot untuk berbagai operasi (jantung, tulang belakang, prostat), terapi gamma knife, terapi proton dan terapi Novalis untuk kanker yang lokasinya sulit.

Selain itu juga ada pengobatan-pengobatan terbaru yang belum masuk ke Indonesia atau masih sangat terbatas misalnya untuk terapi imun atau terapi target, atau terapi stemcells yang juga masih kontroversial.

4. Kenyamanan

Setiap pasien memiliki kebutuhannya tersendiri perihal kenyamanan. Dalam kondisi sakit, ada yang merasa cukup dengan kamar bersama, ada yang memilih kamar sendiri hingga kamar dengan fasilitas bintang lima supaya bisa lebih tenang dalam masa perawatan.

Namun, selain fasilitas fisik yang bagus, diperlukan juga layanan yang membuat para pasien merasa lebih ringan dalam menghadapi penyakitnya.

Bagi klien sehat yang ingin melakukan medical check up saja, diperlukan bentuk layanan yang berbeda, misalnya layanan hasil yang cepat, sehingga bisa tidak banyak menghabiskan waktu untuk menunggu dan bisa jalan-jalan; komunikasi dengan petugas medis dan non medis yang ramah dan informatif adalah poin penting juga dan jadi prioritas.

Banyak rumah sakit di Thailand yang menyediakan kenyamanan ini bahkan jauh lebih bagus dari umumnya hotel berbintang lima.

Ruang tunggu dan ruangan konsultasi serta pemeriksaan yang lapang dan tidak berdesakan, keramahan petugas dari berbagai lini, juga fasilitas-fasilitas penjemputan dan penerjemah berbahasa Indonesia.

Malaysia dan Singapura juga bersaing untuk memberikan servis yang terbaik dan mempermudah perjalanan medis dari para pasien luar negeri, terutama dari Indonesia.

Pembayaran cashless dengan asuransi, paket tur dengan tiket pesawat dan akomodasi, pilihan makanan halal termasuk hal-hal yang ditawarkan oleh rumah sakit.

Mereka juga tidak segan bekerja sama dengan agen perjalanan medis atau fasilitator perjalanan medis untuk mempermudah proses pendaftaran dan pendampingan di rumah sakit, tanpa biaya tambahan dari sisi pasien, mirip dengan agen hotel, agen perjalanan atau agen universitas di luar negeri.

5. Gengsi

Walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak, alasan yang juga umum dari pasien Indonesia yang ke luar negeri adalah gengsi dari status sosial. Mereka memilih berobat ke Singapura, ke Amerika, atau ke Jerman misalnya karena menunjukkan bahwa mereka mampu melakukannya.

Mereka yang pergi dengan alasan ini, tidak semata-mata mencari dokter spesialis yang lebih ahli atau alat dan teknologi yang lebih canggih. Konsultasi sederhana untuk penyakit common cold atau perawatan sederhana mereka jadikan alasan untuk terbang ke luar negeri.

Indonesia mau seperti apa?

Indonesia juga ingin menjadi tempat tujuan perjalanan medis. Selain itu pemerintah juga berharap devisa yang keluar dari perjalanan medis masyarakat Indonesia ke luar negeri bisa dialihkan menjadi devisa medis dalam negeri.

Biaya kesehatan senilai 165 triliun rupiah yang keluar untuk 2 juta warga Indonesia yang berobat keluar negeri, masih lebih besar daripada total biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk BPJS dan juga penanganan pandemi COVID. (https://www.bpjs-kesehatan.go.id/ 30 Juni 2022).

Berbagai alasan dari pasien Indonesia yang ke luar negeri juga kita sudah tahu dan pahami sejak dulu.

Namun langkah-langkah yang sistematis dan kerja sama lintas sektor yang menunjang rencana dan keinginan ini masih belum optimal dan terlihat sebagai wacana atau kegiatan yang reaktif.

Apabila Indonesia serius untuk memasuki kompetisi destinasi perjalanan medis, ada hal-hal yang perlu dipilih untuk menjadi prioritas untuk dijual dan dipromosikan. Beberapa hal yang bisa saya rangkum:

1. Pemerataan dan peningkatan kapasitas layanan kesehatan standar di seluruh Indonesia.

Saat ini misalnya sedang diupayakan bisa dilakukan operasi jantung di berbagai provinsi, sehingga layanan spesialistis primer bisa dilakukan dengan baik di berbagai tempat.

Di kota-kota besar dan rumah sakit – rumah sakit rujukan terus dilakukan peningkatan kapasitas, kualitas spesialis dan juga teknologi terbaru dengan standar internasional.

Tujuannya agar pasien yang membutuhkan terapi yang spesialistis dan yang kompleks tetap bisa terlayani di Indonesia.

Dari sini bisa juga dipetakan nilai kompetitif (harga, persentase keberhasilan, kualitas kenyamanan) dan kapasitas dari rumah sakit dan sentra-sentra tersebut baik rumah sakit negeri maupun swasta, sekaligus benchmarking dengan sentra dunia.

Hal yang dapat dan sudah dilakukan misalnya akreditasi nasional dan juga standarisasi rumah sakit dengan akreditasi internasional seperti Joint Commission International atau JCI.

Tentunya pelayanan terhadap pasien lokal juga tidak boleh sampai terabaikan bila rumah sakit juga melayani pasien-pasien internasional.

2. Kombinasi wellness dengan wisata?

Menteri Sandiaga Uno dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyampaikan bahwa wellness tourism menjadi salah satu dari empat pariwisata yang dikembangkan Kemenparekraf dan Kementerian Kesehatan, di bawah koordinasi Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kompas.com 3 September 2021).

Bagaimana cara kita untuk melayani turis-turis mancanegara yang sudah datang ke Indonesia setiap tahunnya? Jumlahnya jutaan, dan tentunya mereka juga ada yang sakit.

Apakah saat mereka mengalami keluhan tertentu mereka bisa terlayani dan puas dengan pelayanan yang diberikan? Atau justru kecewa dan ingin ditransfer ke rumah sakit di negara tetangga.

Apakah saat mereka liburan juga bisa menikmati layanan wellness untuk ‘healing’ dari hiruk pikuk kesibukannya di negara asal?

Sudahkah kita mengemasnya dengan baik, misalnya kombinasi dengan medical check up, terapi yang dipersonalisasi, pijat dan pengobatan tradisional, jamu-jamuan dan lulur, serta makanan sehat dengan sumber-sumber organik dari agroindustri di Indonesia.

Sektor lain yang bisa dicoba misalnya, layanan geriatri terintegrasi atau peristirahatan di pusat-pusat wisata di tanah air. Sehingga mereka bisa pensiun atau menikmati hari tuanya tinggal di Indonesia tanpa khawatir dengan kesehatannya.

3. Pelayanan yang unggul sambil liburan?

Bali sedang mempersiapkan rumah sakit standar internasional. Apa yang mau diunggulkan di sana? Apa yang bisa membuat pasien domestik dari provinsi lain mau dan perlu datang ke Bali untuk berobat?

Apakah Batam bisa menjadi lokasi yang diunggulkan untuk pasien dari Singapura dan Malaysia. Bila selama ini orang Batam pergi ke Malaysia atau Singapura untuk berobat, bisa diupayakan untuk membuat arus sebaliknya.

Penduduk Malaysia dan Singapura juga sudah biasa liburan di Batam, karena lokasinya dekat, pengeluaran lebih murah dan juga variasi hiburan berbeda dengan negara asal.

Walaupun pasien Singapura kebanyakan ditanggung asuransi negara, premi asuransi ini semakin tinggi dan seringkali menyebabkan sebagian warga Singapura berhenti memiliki asuransi.

Bila sakit, tentunya harus membayar rumah sakit dengan biaya yang tinggi. Berbagai rumah sakit swasta di Batam bisa dioptimalkan untuk memberikan layanan yang standar internasional dengan biaya yang lebih terjangkau misalnya.

Bisa juga bekerja sama dengan asuransi dari Singapura untuk membiayai tindakan-tindakan yang tidak terlalu kompleks atau kronis seperti kemoterapi dan radioterapi di rumah sakit di Indonesia.

Tentunya ada banyak hal yang bisa dibahas dan dilakukan. Namun bila Indonesia serius untuk berperan serta dalam kue wisata medis yang di tahun 2023 ini sekitar 11 milyar dolar dan konon akan mencapai 35 milyar dolar di tahun 2030an mendatang.

Indonesia juga bisa memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dari pelancong medis: biaya terjangkau dengan standar internasional, kenyamanan dan keramahan pelayan medis, waktu tunggu singkat atau tanpa waktu tunggu untuk tindakan atau operasi tertentu.

Fasilitator medis atau medical assistance yang profesional dan kredibel juga perlu didukung dan dirangkul untuk bisa berperan aktif terlibat dan jadi sumber informasi.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/06/04/170000123/-medical-tourism-dan-layanan-medis-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke