Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Sakit Gigi Bisa Menyebabkan Kematian?

KOMPAS.com - Sakit gigi dapat terjadi ketika bakteri memasuki saraf atau jaringan lunak gigi, yang disebut pulpa. 

Sakit gigi biasanya bermula dari kerusakan gigi, cedera, atau prosedur gigi sebelumnya.

Meskipun jarang terjadi, sakit gigi bisa menyebabkan kematian. Infeksi gigi yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan lain di tubuh dalam beberapa minggu atau bulan hingga menyebabkan komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa.

Apakah sakit gigi bisa menyebabkan kematian?

Menurut The National Institutes of Health, di London, Inggris, selama tahun 1600-an, sakit gigi tercatat sebagai penyebab kematian kelima atau keenam. 

Bahkan sampai tahun 1908, sakit gigi masih berakhir dengan kematian antara 10 sampai 40 persen.

Berkat perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu kedokteran, saat ini, kematian akibat infeksi gigi sangat jarang terjadi. 

Namun, tetap penting untuk segera mendapatkan perawatan jika merasa memiliki gigi yang terinfeksi.

Jika tidak diobati, infeksi gigi dapat menyebar ke area lain di tubuh dan menyebabkan komplikasi serius yang berpotensi mengancam jiwa.

Dilansir dari Healthline, berikut adalah beberapa komplikasi serius dari sakit gigi:

1. Sepsis: Reaksi parah tubuh sebagai respons terhadap infeksi.

2. Angina Ludwig: Infeksi bakteri serius yang memengaruhi dasar mulut, tepatnya di bawah lidah.

3. Necrotizing fasciitis: Infeksi parah yang menyebabkan kematian jaringan lunak di dalam tubuh.

4. Mediastinitis: peradangan mediastinum, yakni ruang yang terletak di antara paru-paru.

5. Endokarditis: Peradangan pada lapisan dalam jantungbyang disebut endokardium.

6. Trombosis sinus kavernosus : Gumpalan darah berbahaya pada sinus, tepat di bawah otak dan di belakang mata

7. Osteomielitis: Infeksi jaringan tulang.

8. Abses otak: Kumpulan nanah yang dapat terbentuk di otak.

Seberapa cepat sakit gigi bisa menyebabkan kematian?

Jumlah waktu yang dibutuhkan infeksi gigi untuk menyebabkan kematian dapat bervariasi. 

Beberapa faktor risiko juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan infeksi gigi hingga menjadi berbahaya.

Berapa lama abses berkembang?

Abses karena kerusakan gigi bisa memakan waktu beberapa bulan untuk berkembang. 

Pasalnya, proses pembusukan membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai dan merusak pulpa di bagian tengah gigi.

Sementara itu, cedera atau trauma pada gigi memungkinkan bakteri lebih cepat masuk ke dalam gigi.

Apa yang terjadi setelah abses berkembang?

Setelah abses mulai berkembang, biasanya mulai mulai muncul gejala seperti pembengkakan dan nyeri berdenyut yang terputus-putus di sekitar gigi yang terinfeksi. 

Namun, rasa nyeri di gigi dapat dirasakan dari rongga sebelum berkembang menjadi abses.

Dalam banyak studi kasus, sakit gigi diobati dengan antibiotik selama jangka waktu ini. 

Namun, antibiotik saja biasanya tidak efektif untuk mengobati abses gigi. 

Kerusakan gigi juga perlu perawatan, baik dengan ekstraksi atau saluran akar jika gigi masih bida diselamatkan.

Ketika abses gigi tetap tidak diobati selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, itu dapat menyebar ke area lain seperti rahang, leher, dan otak. 

Ini dapat menyebabkan gejala serius seperti kesulitan menelan, kesulitan bernapas, dan ketidakmampuan untuk membuka mulut.

Pada titik ini, jika tidak segera mendapatkan perawatan, risiko kematian mungkin dapat terjadi dengan cepat.

Faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi abses

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko mengalami komplikasi dari abses gigi, antara lain:

  • Usia yang lebih tua
  • Menderita diabetes
  • Immunocompromised
  • Mengalami kurang gizi.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/22/171500623/apakah-sakit-gigi-bisa-menyebabkan-kematian-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke