Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,94 derajat LS dan 106,94 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 45 km arah Selatan Agrabinta, Cianjur, Jawa Barat.
"(Episenter gempa) pada kedalaman 64 km," ujar Bambang kepada Kompas.com, Rabu (16/3/2022).
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelas Bambang.
Daerah terdampak
Bambang memaparkan, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di beberapa daerah, seperti:
Bambang menegaskan, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 10.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, masyarakat diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali kedalam rumah," kata Bambang.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG, lanjut dia, yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/16/110650623/gempa-terkini-m-53-guncang-sukabumi-dan-cianjur-ini-penyebabnya-menurut