Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wellness Tourism Bisa Jadi Alternatif Wisata Saat Stres Hadapi Pandemi Covid-19

Wellness Tourism adalah sebuah konsep wisata yang bertujuan untuk memberikan pengalaman wisata yang memungkinkan seseorang mendapatkan kesejahteraan fisik, psikologi, dan spiritual, kemudian menjadi alternatif solusi bagi masyarakat.

Di Indonesia, pengembangan pariwisata di sektor kesehatan sebenarnya telah diinisiasi sejak tahun 2012. Konsep Wellness Tourism ini diharapkan dapat mewujudkan Indonesia sebagai destinasi pariwisata kesehatan dunia.

Psikolog Klinis, Prita Yulia Maharani mengatakan, Wellness Tourism ini sebenarnya sangat bagus konsepnya, karena bisa menjadi alternatif solusi bagi masyarakat yang sudah lelah sekali menghadapi pandemi Covid-19 ini.

Seperti yang diketahui, perubahan dan ketidakpastian yang terjadi seiring pandemi Covid-19 ini turut memunculkan berbagai permasalahan atau keluhan pada setiap individu, baik secara fisik, emosional, psikis dan spiritual.

Berbagai kondisi atau permasalahan yang dihadapi ini, menurut Prita, akan sangat mempengaruhi ketahanan atau resiliensi orang tersebut dari segala dampak negatif yang ada.

Prita mencontohkan, salah satu permasalahan yang bisa menyangkut banyak aspek yakni psikosomatis.

Psikosomatis menjadi istilah yang sangat familiar dalam kajian psikologi. Fenomena psikosomatis merupakan gangguan psikis yang dialami oleh seseorang, yang dapat turut memengaruhi kondisi fisik orang tersebut.

Jadi kadang seseorang mempunyai suatu masalah, kemudian ia terus memikirkan permasalahan itu hinggga membuatnya terkuras secara pikiran, mengganggu mental dan psikisnya.

Kemudian, saat pikiran atau psikisnya ini tidak kunjung selesai, lambat-laun tubuhnya yang sehat seolah merasakan sakit.

Contoh gangguan psikosomatis seperti yang dialami Heru. Dalam pemberitaan Kompas.com edisi 24 Juli 2009, pria 38 tahun ini dirujuk ke Poli Jiwa dan Poli Penyakit Dalam dengan keluhan maag dan sakit di dada. Keluhan makin terasa menyiksa ketika obat maag dari dokter tidak lagi mempan mengatasi nyeri lambungnya. 

Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, tidak ditemukan gangguan pada karyawan yang hobi bermain saham ini. Ahli penyakit dalam menduga Heru mengalami gangguan psikosomatis dan merujuknya ke bagian jiwa. 

Dari hasil wawancara Departemen Penyakit Dalam FKKUI, diketahui Heru selalu memikirkan sahamnya dan takut kehilangan uang tersebut. Ia memiliki latar belakang keluarga yang pas-pasan, sehingga uang sangat berarti baginya. Beban pikiran itu bermanifestasi menjadi keluhan fisik berupa nyeri lambung.


Hal ini juga mungkin terjadi saat pandemi ini terjadi, terlebih kepada Anda yang terlampau stres karena setiap hari membaca dan memikirkan tentang gejala ataupun dampak Covid-19 ini secara terus menerus dan berulang-ulang. 

Hal ini terjadi karena tanpa sadar informasi yang dibaca terus akan masuk ke dalam otak, otak akan menyerap dan memberikan satu sinyal kepada tubuh, maka bisa jadi gejala yang persis sama seperti yang dialami oleh pasien Covid-19 itu dialami Anda.

Meskipun, mungkin saja sebenarnya tubuh Anda saat itu sehat dan tidak ada sakit sama sekali.

Untuk itu, konsep Wellness Tourism menjadi sangat cocok dalam mengembalikan kesadaran dan kesehatan fisik, psikis sampai spiritual kita.

Sebab, biasanya untuk wilayah yang dijadikan rekomendasi wisata kesehatan atau Wellnes Tourism ini memiliki standar yang baik terhadap fasilitas akses kesehatan fisik seperti rumah sakit dan klinik, juga kawasan itu juga terjamin akses untuk menyegarkan atau menenangkan diri secara psikis, serta ada akses untuk menjalani meditasi spiritual lebih dalam. 

"Wisata wellness memungkinkan seseorang untuk me-recharge atau mengembalikan energinya kembali, sehingga dapat membantu seseorang untuk lebih siap dan memilikii risiliensi dalam kembali menghadapi pandemi," kata Prita dalam diskusi daring bertajuk Bobobox: Building Resilience Through Wellnes Tourism, Senin (21/2/2022).

Menurut Prita, konsep wellness tourism atau wisata kesehatan fisik, psikis, serta spiritual ini menjadi menarik dan penting untuk membantu memperkuat kekebalan tubuh mulai dari pikiran.

"Dengan begitu, pikiran yang tenang dapat membantu tubuh dalam membangun imunitas dalam melawan virus," kata dia.

Untuk mencari ketenangan melalui wisata wellness, Prita juga menyarankan bagi siapapun yang sedang melakukan hal itu agar berusaha meminimalisir interaksinya dengan dunia luar yang kerap dilakukan melalui gawai dan fokus untuk mencari ketenangan diri sendiri. 

“Meskipun begitu, frekuensi dan durasi wisata yang diperlukan oleh masing-masing individu berbeda, mengingat masing-masing individu memiliki rutinitas, beban, dan kesibukan yang juga berbeda-beda satu sama lain”, tambah Prita.

"Tapi, kalau bisa saat kamu mau menenangkan diri, benar-benar healing, bukan hanya tempatnya aja yang wellness tourism, tapi kamu juga butuh benar-benar batasi pegang hapenya, buang dulu pikiran kerjaannya dan fokus saja dengan apa yang sedang kamu jalani di sana, benar-benar nikmati waktu berliburnya," tambahnya.

Di sisi lain, sebagai sebuah perusahaan rintisan yang memiliki visi untuk menjadi the world’s finest sleeping lifestyle company, Bobobox sendiri juga telah melakukan usaha untuk meningkatkan pengalaman relaksasi bagi pelanggan agar menyingkirkan perasaan penat secara fisik maupun psikis. 

“Pada Februari 2021, kami meluncurkan Bobocabin, sebuah produk akomodasi dari Bobobox dengan konsep elevated camping yang mengusung pengalaman baru berkemah dengan memadukan penggunaan teknologi Internet ofThing (IoT) dan keindahan alam sekitar”, kata CEO Bobobox Indra Gunawan.

Indra mengungkapkan bahwa Bobocabin berawal dari analisisnya terhadap fenomena camping di alam terbuka dan kebutuhan masyarakat akan kenyamanan dan fasilitas penunjang guna memberikan pengalaman relaksasi yang lebih baik. 

Prita menambahkan, bahwa konsep menyatu dengan alam juga baik untuk menenangkan diri, karena suara hujan, suara jangkrik atau burung berkicau di alam itu bisa menjadi terapi yang baik terutama bagi orang yang nyaman denggan mendengarkan suara-suara (audiophile).

Sementara untuk orang yang cenderung lebih ke arah visual, maka pemandangan di tempat menginap bisa menjadi sarana untuk menenangkan diri.

Hal ini tentunya akan berbeda antara individu, karena setiap orang memiliki cara dan kebutuhan masing-masing dalam hal ini.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/22/183000923/wellness-tourism-bisa-jadi-alternatif-wisata-saat-stres-hadapi-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke