Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kondisi yang Menentukan Pasien Diabetes Boleh Puasa Ramadhan atau Tidak

KOMPAS.com - Diabetes termasuk penyakit yang berisiko jika berpuasa, karena penderita diabetes harus menjaga kadar gula darahnya.

Umumnya asupan energi berkurang saat berpuasa, sehingga bisa mengakibatkan gula darah menurun.

Hal tersebut akan membuat sel-sel dalam tubuh mengalami kekurangan energi, bahkan menyebabkan komplikasi.

Meski demikian, hal ini tergantung dari kondisi, tingkat keparahan, dan konsumsi dosis insulin yang diperlukan setiap individu.

Maka dari itu, penting bagi pasien diabetes mengetahui kondisinya, untuk menentukan apakah mereka bisa menjalani puasa atau tidak.

Kondisi pasien diabetes untuk berpuasa

Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endoktrin Metabolik dan Diabetes, dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan, ada kondisi pasien diabetes yang berisiko tinggi bila menjalani ibadah puasa.

Hal itu dikatakan dr. Dante dalam kanal YouTube Diabetasol Indonesia, Rabu (7/4/2021).

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang menentukan apakah pasien diabetes boleh puasa atau tidak :

1. Pasien yang terkontrol obat tunggal (mengonsumsi satu macam obat saja), stabil, dan tidak mempunyai komplikasi berat bisa menunaikan puasa tanpa masalah.

2. Pasien yang terkontrol baik dengan obat oral kombinasi, boleh puasa dengan pemantauan ketat.

3. Pasien yang menggunakan insulin dosis tunggal, boleh puasa dengan pemantauan yang ketat.

4. Pasien yang menggunakan insulin dosis terbagi, sebaiknya tidak puasa.

5. Pasien yang tidak terkontrol dengan baik dan mempunyai stress metabolik berat, sebaiknya tidak puasa.

Lebih lanjut, dr. Dante mengungkapkan kriteria penyandang diabetes mellitus yang berisiko tinggi jika berpuasa:

Efek puasa Ramadhan pada pasien diabetes

Secara fisiologi, tubuh akan berubah pada saat berpuasa di bulan Ramadhan. Berat badan akan turun pada saat awal bulan dan cenderung kembali normal pada akhir.

Perubahan ini akan membuat sistem metabolisme energi mengatur dirinya dengan mengambil cadangan makanan untuk kebutuhan energi.

Saat puasa, pasien akan menggunakan cadangan energi untuk mengganti asupan energi dari makanan.

Cadangan energi itu didapatkan dengan pembakaran lemak, produksi dari hati, dan cadangan otot. Ini dilakukan agar kebutuhan energi yang dibutuhkan sel-sel tubuh seimbang.

selain itu, kekentalan darah juga akan berubah. Maka dari itu, penyandang diabetes harus mensiasati hal ini jika untuk mencegahdehidrasi.

Kapan harus berhenti puasa?

Dr. Dante menjelaskan, seorang pasien diabetes harus menghentikan puasa mereka bila terdapat kondisi sebagai berikut :

  • Terdapat hipoglikemia (gula darah <60 mg/dL)
  • Gula darah kurang dari 80 mg/dL beberapa jam sesudah sahur dan minum obat
  • Gula darah lebih dari 250 mg/dL
  • Sakit berat

"Puasa tetap diperbolehkan pada sebagian penyandang diabetes, asal dilakuka secara terencana dan terpantau," pungkas Dante.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/04/15/040300123/5-kondisi-yang-menentukan-pasien-diabetes-boleh-puasa-ramadhan-atau-tidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke