Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orangtua, Kenali Tanda Dehidrasi Anak dari Kebiasaan Buang Air Kecil

KOMPAS.com - Orangtua perlu memperhatikan kecukupan cairan pada tubuh bayi atau anak-anak. Pasalnya, jika kekurangan air, anak berpotensi mengalami dehidrasi.

Ada tanda-tanda dehidrasi pada anak yang dapat dikenali orangtua. Salah satunya dari kebiasaan buang air kecil atau produksi urine.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) menjelaskan, dehidrasi terdiri atas dehidrasi tingkat ringan-sedang dan dehidrasi berat.

Keduanya memiliki gejala dan tanda yang berbeda sesuai tingkat dehidrasinya.

"Paling mudah mengetahui kecurigaan dehidrasi pada anak itu dari urinya," katanya dalam diskusi online, Johnson's Baby: Bahaya Dehidrasi Pada si Kecil dan Penanganannya, Jumat (12/6/2020).

Tandanya dapat diketahui dengan memperhatikan kapan terakhir kali anak buang air kecil atau pipis. Jika jarak waktu antar buang air kecil cukup jauh, kemungkinan anak mengalami dehidrasi.

"Kalau sekarang sore dan ternyata pipis terakhir sudah pagi tadi, hati-hati kemungkinan besar dia dehidrasi," kata Ariani.

Selain itu perlu diperhatikan juga kuantitas dari urine yang dihasilkan saat buang air kecil, banyak atau tidak. Jika sedikit, bisa menjadi tanda mengalami dehidrasi.

Menurutnya, tanda ini terjadi pada anak yang mengalami dehidrasi sedang. Sedangkan pada dehidrasi berat, anak bahkan bisa tidak buang air kecil.

Ariani juga berkata, hal lain yang perlu diperhatikan adalah warna pada urine anak, yakni kuning jernih atau kuning pekat.

Bagi anak yang banyak minum, urine yang dihasilkan berwarna kuning jernih.

Sebaliknya, warna urine kuning pekat menandakan anak kurang asupan cairan. Ini dapat menjadi tanda bahwa anak kemungkinan mengalami dehidrasi.

"Salah satunya bisa dilihat warna (urine-nya) di pampers," kata dia.

Ariani menambahkan, tanda lain pada anak yang menunjukkan dehidrasi diantaranya bibir kering dan nadi yang agak cepat.

Selain itu terlihat dari turgor kulit atau elastisitas kulit. Ketika anak di cubit ringan di sekitar perut dan kulit kembali dengan lambat ke bentuk semula, artinya mengalami dehidrasi.

Air mata juga menjadi tanda, anak dengan dehidrasi berat bisa tak mengeluarkan air mata.

"Kalau dehidrasi berat, anak nangis itu air matanya enggak keluar lagi," katanya.

Ia pun menekankan, pentinya perhatian orangtua pada asupan cairan anak, karena umumnya buah hati belum dapat mengkomunikasikan apa yang mereka inginkan.

"Anak-anak kan belum bisa bilang haus dan lapar. Kadang-kadang sebagai orang dewasa, kita enggak sadari bahwa dia itu ternyata kekurangan cairan," katanya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/15/070300323/orangtua-kenali-tanda-dehidrasi-anak-dari-kebiasaan-buang-air-kecil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke