Melihat gelagat yang tak baik, Sarah berdoa, “Wahai Allah jika sebenarnya aku iman dengan Engkau dan dengan Rasul Engkau dan aku memelihara kehormatanku melainkan untuk suamiku, maka janganlah Engkau paksakan si kafir itu terhadapku.”
Tiba-tiba raja merasa dicekik. Kakinya kejang-kejang seperti orang ayan (epilepsi). Sarah ketakutan.
Kalau raja meninggal, pasti dirinya yang dituduh. Lalu Sarah berdoa kepada Allah agar raja disembuhkan.
Doa Sarah terkabul. Raja sembuh. Tetapi ia merayu kembali. Setiap kali merayu, raja kembali kejang-kejang. Lagi-lagi Sarah takut.
Kalau raja meninggal, dirinya pasti jadi tertuduh. Ia berdoa lagi agar raja sembuh. Peristiwa itu berulang hingga tiga kali.
Setelah itu barulah Raja Mesir insaf. Ia memanggil para pembantunya, “Pasti setan yang engkau kirim kepadaku. Kembalikan dia kepada Ibrahim, dan beri dia seorang hamba sahaya!”
Ketika kembali kepada Ibrahim, Sarah berkata, “Tahukah Tuan bahwa Allah telah menghina orang kafir, dan menghadiahi kita seorang budak perempuan”.
Itulah Hajar. Sarah membuat Raja Mesir yang kekuasaannya luar biasa itu pun tak berdaya. Sarah adalah pilar kokoh dalam rangkaian dakwah Nabi Ibrahim. Sarah adalah potret perempuan yang komitmen dan pendiriannya sangat teguh. (M Subhan SD)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.