Menurut data 71 persen BAZNAS provinsi telah aktif menggunakan Sistem Manajemen BAZNAS (SiMBA). Sisanya, 29 persen BAZNAS provinsi belum aktif menggunakan SiMBA.
Ke depan, pendampingan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota semakin diperkuat, sehingga dapat mengoptimalkan fungsi koordinasi dan pelaporan antar BAZNAS.
Baca juga: Dana Zakat Masih Jauh dari Potensi, Wapres Minta Baznas Berinovasi
Indikator sasaran keempat adalah, rasio penggunaan sistem Customer Relationship Management (CRM) dalam pelayanan muzaki dan mustahik. Pada indikator sasaran ini, pelayanan muzaki dan mustahik perlu ditingkatkan.
Dapat dipahami sebelumnya bahwa amil lembaga zakat memiliki dua stakeholder utama yang menjadi tanggung jawabnya dalam melakukan penghimpunan dan penyaluran, yaitu muzaki dan mustahik.
Untuk meningkatkan layanan terhadap kedua stakeholder tersebut, amil dapat menerapkan CRM dengan memadukan proses, manusia dan teknologi.
Tujuan CRM sendiri adalah untuk mengetahui sebanyak mungkin mengenai kebutuhan dan perilaku muzaki dan mustahik, agar dapat memberikan pelayanan yang optimal dan meningkatkan hubungan yang ada.
CRM pada konteks lembaga zakat, agar mampu meningkatkan kepercayaan publik serta loyalitas muzaki terhadap OPZ, perlu mengintegrasikan berbagai bidang pengelolaan zakat seperti kampanye zakat, layanan muzaki, layanan mustahik dan teknologi informasi.
Ke depan, CRM ini perlu diimplementasikan di seluruh OPZ sebagai standar layanan muzaki dan mustahik.
Pada aspek Layanan muzaki, modernisasi dan digitalisasi pengelolaan zakat nasional menjadi hal yang penting terutama terkait layanan digital.
Pada persepsi publik mengenai tingkat kepentingan dan performa mengenai layanan muzaki, ada beberapa poin penting yang ditemukan.
Pertama, BAZNAS dinilai telah berhasil menyediakan amil dengan pengetahuan dan pelayanan yang sopan. Konsultasi terhadap amil juga dianggap sudah mudah dilakukan.
Kedua, pelayanan secara digital masih perlu ditingkatkan karena dinilai publik penting sedangkan performa oleh BAZNAS harus terus dioptimalkan.
Ketiga, berbagai tantangan semasa pandemi, membuat pelayanan secara digital menjadi krusial. Oleh karena itu, strategi CRM untuk meningkatkan pelayanan muzaki perlu diterapkan secara maksimal.
Salah satu aspek penting dari CRM adalah peningkatan fasilitas teknologi. Ada tiga aspek yang bisa dilakukan untuk pengembangan layanan digital.
Pertama, peningkatan kemampuan amil dan standarisasi kunci kompetensi amil yang berkaitan dengan teknologi informasi