Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iktikaf di Masjid dan di Rumah, Mana yang Lebih Afdol?

Kompas.com - 17/05/2020, 13:03 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan selalu identik dengan pelaksanaan iktikaf. Terlebih Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk mencari malam lailatul qadar di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.

Hal ini seperti sabda Rasulullah: "Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan." (HR. Imam Bukhari).

Namun, situasi yang terjadi seperti saat ini menuntut umat Muslim harus berpikir dua kali untuk melaksanakan iktikaf di masjid.

Pasalnya, pemerintah melalui Kementerian Agama mengimbau untuk kerja dari rumah, beribadah di rumah dan sekolah dari rumah selama pandemi.

Baca juga: Bolehkah Makan dan Minum Sebelum Shalat Idul Fitri?

Lantas, lebih afdol mana antara pelaksanaan iktikaf di masjid atau di rumah saja?

Lebih baik di rumah

Ustaz Maulana mengatakan, sejatinya, iktikaf lebih baik dilaksanakan di masjid karena iktikaf itu sendiri memiliki arti berdiam diri di masjid.

Pendapat ini didasarkan pada dalil firman Allah SWT di dalam Al Quran: "Sedang kamu beriktikaf di dalam masjid." (Surat Al Baqarah ayat ke 187).

"Iktikaf kan artinya berdiam diri di masjid dengan syarat-syarat tertentu semata-mata niat beribadah kepada Allah SWT," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/5/2020).

Namun, apabila terjadi sesuatu hal yang mengancam keselamatan umat Muslim seperti pandemi Covid-19 saat ini, iktikaf lebih baik dilakukan di rumah.

Baca juga: Muhammadiyah Keluarkan Tuntunan Shalat Idul Fitri di Tengah Pandemi Corona, Simak Perinciannya...

Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Umat Islam bertadarus saat melakukan iktikaf di Masjid Raya Sumatera Barat, Padang, Sabtu (25/5/2019). Iktikaf merupakan bagian dari ibadah yang dianjurkan pada umat Islam pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan, yang dilakukan di masjid dengan memperbanyak membaca Al Quran dan berzikir.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ARIF PRIBAD Umat Islam bertadarus saat melakukan iktikaf di Masjid Raya Sumatera Barat, Padang, Sabtu (25/5/2019). Iktikaf merupakan bagian dari ibadah yang dianjurkan pada umat Islam pada 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan, yang dilakukan di masjid dengan memperbanyak membaca Al Quran dan berzikir.

Oleh karenanya, yang dapat dilakukan adalah bermunajat atau mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Boleh di rumah. Lakukan di ruangan mushala atau kalau rumahnya kecil maka buat mihrab (sejadah yang selalu tergelar di lantai)," jelas Ustaz Maulana.

"Maka di tempat tersebut itulah kita bermunajat kepada Allah," imbuh dia.

Ustaz Maulana menjelaskan, bermunajat dapat dilakukan di rumah dengan menghidupkan malam-malam terakhir di bulan Ramadhan dengan shalat malam (tahajud).

Hadis riwayat Aisyah dalam Musnad Ahmad menyebutkan:

"Shalatlah kalian di rumah kalian. Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan."

Baca juga: Masih Dilanda Covid-19, Bolehkah Tidak Bersalam-salaman Saat Hari Raya Idul Fitri?

Tata cara dan waktu pelaksanaan Iktikaf di rumah

Jemaah melaksanakan shalat malam dan membaca Al Quran saat beriktikaf di Masjid Raya Habiburahman, Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/5/2019) dini hari. Iktikaf 10 hari terakhir bulan Ramadhan merupakan ibadah dalam rangka meraih malam kemuliaan atau Lailatul Qadar.ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA Jemaah melaksanakan shalat malam dan membaca Al Quran saat beriktikaf di Masjid Raya Habiburahman, Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/5/2019) dini hari. Iktikaf 10 hari terakhir bulan Ramadhan merupakan ibadah dalam rangka meraih malam kemuliaan atau Lailatul Qadar.

Ustaz Maulana menyebut, tata cara melakukan Itikaf di rumah dapat dilakukan dengan beberapa hal.

Pertama, sebaiknya mengucapkan niat: Nawaitu al-i'tikafa fi hadza al-makani lillahi ta'ala.

Lalu, yang kedua yakni bangun pada jam 1 dini hari dan lakukan shalat malam, misalnya shalat tahajud, shalat taubat, dan shalat hajat.

Sebelum melakukan shalat malam dan itikaf, diwajibkan untuk mensucikan diri dengan ber wudu.

"Shalat malam itu boleh bergantian dan sesuai kemampuan," terang Ustaz Maulana.

Kemudian, puncak itikaf terjadi di jam 2-3 dini hari yang dilakukan dengan bermunajat, berzikir, dan membaca Al Quran.

Adapun waktu pelaksanaannya adalah pada saat malam ke-21 Ramadhan atau malam sepuluh terakhir.

"Diusahakan untuk dilakukan hingga akhir bulan Ramadhan. Kalau tidak sempat, maka boleh dilakukan disetiap malam ganjil, 21, 23, 25, 27 dan 29," terangnya.

Baca juga: Simak, Berikut Tanda-tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com