Kendati demikian, Guru Besar Bidang Ilmu Filsafat Pendidikan Islam IAIN Surakarta Prof Toto Suharto mengatakan, kaidah tersebut bisa berpeluang benar dan salah.
Menurutnya, tak ada yang tahu waktu pasti turunnya Lailatul Qadar, sementara kaidah-kaidah yang diberikan oleh para ulama berdasarkan atas pengalaman spiritual masing-masing.
"Malam Lailatul Qadar itu kan memang para ulama, seperti Imam Ghazali, berdasarkan pengalaman mereka. Artinya tidak ada ketentuan pasti kapan Lailatul Qadar itu terjadi," kata Toto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/5/2020).
Untuk itu, dianjurkan untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
"Dari Aswad dari Aisyah RA, ia berkata bahwa Nabi SAW meningkatkan amal ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain," (HR Imam Muslim).
Dilansir dari laman resmi Lembaga Fatwa Mesir, Grand Syekh al-Azhar Ahmad Thayyib mengatakan, malam lailatul qadar berarti malam ampunan, diterimanya amal, dan dijauhkan dari api neraka.
Menurutnya, di malam itu juga segala aktivitas ibadah lebih baik dari ibadah pada seribu bulan.
"Para malaikat pun turun ke bumi untuk memberi salam pada orang-orang Islam yang berpuasa dan memohonkan ampun untuk mereka," kata Ahmad Thayyib.
Baca juga: Memasuki 10 Hari Terakhir Ramadhan, Kapan Waktu Pelaksanaan Iktikaf?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.