KOMPAS.com - Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat Muslim di berbagai penjuru dunia. Pasalnya di bulan yang suci tersebut terkandung beribu rahmat dan kemuliaan di dalamnya.
Di antara kemuliaan tersebut, terdapat salah satu peristiwa mulia yakni peristiwa Nuzulul Quran.
Baca juga: Bagaimana Hukum Membuka Warung Makan di Siang Hari Saat Bulan Ramadhan?
Lantas, apa itu Nuzulul Quran?
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta, Dr Syamsul Bakri mengatakan, Nuzulul Quran adalah peristiwa awal turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap, diperingati pada malam 17 Ramadhan.
Pada tanggal tersebut, terjadi peristiwa turunnya ayat pertama Al Quran, yakni surat Al-Alaq ayat 1-5, yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan melalui perantara malaikat Jibril.
Berikut arti bacaan Surat Al-Alaq ayat 1-5:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Saat itu, Rasulullah berkhalwat di gua Hira, Jabal Nur, yang berjarak lebih kurang 6 km dari Mekkah.
"Tapi berbeda dengan Lailatur Qadar, walaupun itu juga peristiwa turunnya Al Quran. Lailatul Qadar adalah turunnya AL Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia)," kata Syamsul kepada Kompas.com, Sabtu (9/5/2020).
Baca juga: Bolehkah Mencium Istri Ketika Sedang Berpuasa?
Al Quran tidak diturunkan sekaligus (jumlah wahidah). Namun, diturunkan secara berangsur-angsur (munajjaman).
Dalil secara berangsur-angsur dapat dilihat pada ayat berikut:
"Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian (Q.S. Al Isra' ayat 106).
Hikmah diturunkannya Al Quran secara berangsur-angsur adalah untuk mengukuhkan dan meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW agar Al Quran mudah dihafal dan dipahami oleh kaum muslimin.
Diturunkan secara berangsur-angsur untuk mengetahui mana ayat yang mansukh (dihapus) dan mana yang nasikh (menghapus).
Penurunan secara berangsur-angsur lebih akurat daripada sekaligus untuk menegaskan kemukjizatan Al Quran.
Baca juga: Perjalanan Jauh, Bolehkah Sopir Bus AKAP Tidak Berpuasa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.