Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Ghoffar Husnan
Sekretaris ISNU

Sekretaris Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) | Alumni Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Dukun, Gresik.

Hikmah Ramadhan: Korupsi dan Ketiadaan Ruh dalam Puasa

Kompas.com - 27/04/2020, 04:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pertama, ikhlasul ubbad

Yaitu, ikhlasnya orang yang ahli ibadah yang selamat dari sifat riya’ baik yang terang maupun yang samar, dan juga terhindar dari sesuatu yang ada bagian nafsunya.

Ikhlas jenis ini hanya beramal karena Allah, bukan karena niat lain. Bukan berpuasa karena ingin agar badannya lebih langsing.

Bukan pula berpuasa karena ingin badannya lebih sehat, atau berpuasa agar ingin bisa diterima dan terkesan sholeh di komunitasnya. Tidak.

Ia hanya berpuasa karena ingin mendapat pahala dan juga karena takut disiksa oleh Allah SWT. Artinya, kalau tidak ada pahala dan ancaman siksa, hamba ini tidak akan melakukan puasa.

Kedua, ikhlasul muhibbin 

Ikhlasnya orang yang cinta. Ikhlas pada tingkatan ini adalah ikhlas seorang hamba yang pada saat beramal hanya bertujuan untuk mengagungkan kebesaran Allah SWT.

Tidak ada yang lain. Ia puasa atau amalan baik lainnya bukan karena mengharapkan balasan di surga atau juga bukan karena takut dimasukkan di neraka sebagaimana yang dilakukan oleh hamba pada tingkatan ikhlasul ubbad.

Ia melakukannya semata karena hamba itu hanya ingin memuliakan penciptanya. Contoh tingkatan ikhlas ini seperti apa yang dilakukan oleh Robi'ah al-Adawiyah.

Robi'ah adalah salah seorang ulama sufi perempuan yang lahir di Basrah sekitar tahun 95 H (717 M), yang melakukan ibadah bukan karena takut neraka atau ingin dimasukkan surga, tetapi semata karena cintanya kepada Allah SWT.

Ketiga, ikhlasul arifin

Ikhlas orang yang arif, yaitu hamba yang menyaksikan bahwa Allah SWT betul-betul sendirian mengatur gerak-gerik dirinya, dan segala yang dilakukannya.

Hamba ini tidak berani mengklaim kebaikan apa-apa, meski ia melakukannya. Sebab ia meyakini bahwa semua yang dimilikinya: harta, kekuasaan, tangan, kaki, anggota badan lainnya adalah pemberian-Nya.

Bahkan semua amalan ibadah yang dilakukannya itu karena digerakkan oleh Allah, sehingga ia merasa tidak pantas untuk meminta apapun, karena sejatinya ia tidak memiliki apa-apa, semua pemberian dari Allah SWT.

Bagaimana mungkin ia merasa berbuat baik dengan memberi banyak sedekah kepada para faqir miskin, namun ternyata harta yang diberikan adalah harta pemberian-Nya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com