Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Mewujudkan Kota yang 'Liveable' di Indonesia?

Kompas.com - 20/11/2023, 21:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu kota Austria, Wina ditetapkan menjadi kota paling layak huni di dunia tahun 2023 berdasarkan The Global Liveability Index 2023 yang dirilis oleh Divisi penelitian dan analisis dari perusahaan The Economist Group, Economist Intelligence Unit (EIU).

Ini bukan pertama kalinya Wina meraih gelar ini. Sebelumnya, mereka berhasil mengantongi predikat yang sama pada tahun 2022, 2018 dan 2019.

Kota dengan luas 414,6 meter persegi ini berhasil menyingkirkan 172 negara pesaing lainnya. Mereka bahkan mendapatkan skor nyaris sempurna dengan angka indeks 98,4, di mana indikator stabilitas: 100,0 kesehatan: 100,0, budaya dan lingkungan: 93,5, pendidikan: 100,0 serta infrastruktur: 100,0.

Dari indeks tersebut, Wina tentu saja telah menjadi kota idaman banyak orang untuk menghabiskan hidupnya. 

Baca juga: Kurangi Emisi Karbon, Sinar Mas Land Hadirkan Bus Listrik di BSD City

Meskipun biaya tinggal di kota ini cukup tinggi, namun banyak masyarakat yang rela mengeluarkan dana lebih untuk mendapatkan kenyamanan tersebut.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Ibu Kota Indonesia, Jakarta yang berada di posisi 139, dengan total nilai indeks 60,4.

Tak dapat dipungkiri, masih banyak lokasi di Jakarta yang memiliki angka kriminalitas tinggi serta tata kota yang semrawut. 

Jika Jakarta menjadi indikator, maka untuk menjadikan kota-kota lain di Indonesia layak ditinggali banyak pekerjaan yang harus dilakukan pemerintah.

 

Bagaimana Kota-Kota di Indonesia Bisa Seperti Wina?

Menjadi kota yang liveable atau layak ditinggali seperti Wina tentu perlu perencanaan yang matang terutama dari segi tata ruang.

Wina sendiri dirancang menjadi kota yang terintegrasi, di mana hunian dengan tipe superblock berada satu gedung pusat kesehatan, sekolah bahkan pusat bisnis.

Baca juga: Wina Kembali Jadi Kota Paling Layak Huni di Dunia, Bagaimana Jakarta?

Infrastruktur transportasi umum yang tersedia pun sangat modern dan nyaman serta terhubung langsung dengan hunian masyarakat.

Konsep hunian di Wina sangat mirip dengan konsep township, yakni kota mandiri yang di dalamnya tak hanya ada hunian, namun telah dilengkapi dengan fasilitas lain seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, bisnis dan hiburan.

Konsep inilah yang juga berhasil diterapkan dalam pembangunan produk hunian oleh PT Sinar Mas melalui anak perusahaannya, Sinar Mas Land.

Salah satu produk kawasan hunian di bawah bendera Sinar Mas Land yang sukses mengembangkan konsep township adalah Bumi Serpong Damai (BSD) City.

Kawasan ini dikembangkan dengan menggabungkan properti perumahan, bisnis, dan area-area komersial.

Karena kemudahan akses, kemanan terjamin, dan tersedia fasilitas umum yang memadai membuat kawasan township sangat layak huni. 

Proyek township BSD City sendiri sudah dikembangkan selama lebih dari 38 tahun. Tak heran, kawasan ini sudah disokong oleh infrastruktur prima dan fasilitas lengkap, kualitas rumah terbaik, dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Dengan semua kelebihan ini, pembangunan BSD City menjadi inspirasi bagi pemerintah untuk mengembangkan kawasan perumahan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Bagi Sinar Mas Land, pengembangan township sendiri tak hanya berhenti di BSD City. Beberapa proyek township yang tengah dikembangkan antara lain Grand Wisata Bekasi, Kota Wisata Cibubur, Kota Deltamas Cikarang dan Grand City Balikpapan.

Sebagai salah satu pengembang properti raksasa di Indonesia, Sinar Mas telah berkomitmen untuk pengembangan livable city pada setiap proyek yang dikelola.

Konsep Liveable CIty dari Sinar Mas

Konsep livable city yang dikembangkan oleh Sinar Mas memiliki 4 pilar sebagai konsep pembangunan yakni Live, Learn, Work, and Play.

Live mengacu pada sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan hidup masyarakat, seperti hunian, pusat perbelanjaan, ruang publik, akses jalan, dan keamanan.

Learn mengacu pada sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan pendidikan masyarakat, seperti sekolah formal, sekolah vokasional, sekolah dasar hingga atas, serta universitas nasional dan internasional.

Kemudian Work merujuk pada sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan profesional dan lapangan kerja, seperti: pusat perkantoran, green office, kota industri, serta area komersial.

Sedangkan Play mengacu pada sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan emosional dan rekreasi masyarakat, seperti: pusat olahraga, taman rekreasi, exhibition halls, hingga pusat kuliner.

Jika ingin kota-kota di Indonesia menjadi  sangat layak huni seperti Wina, pemerintah bisa menjadikan produk-produk Sinar Mas Land sebagai percontohan untuk mengembangkan kawasan township.

Jadi konsep yang diadopsi dari BSD City tak hanya berhenti di IKN, namun konsep ini juga perlu diperluas ke daerah lainnya.

Pemerintah bisa memulai dari hal kecil yakni membenahi kawasan perumahan bersubsidi dengan konsep township.

Kawasan perumahan sebaiknya tak hanya berisi hunian semata seperti yang ada saat ini. Sebaiknya hunian berada dalam satu kawasan terintegrasi yang sudah ada fasilitas lain seperti pendidikan, kesehatan hingga hiburan.

Selain itu, wajib menghadirkan area terbuka hijau yang luas di dalam kawasan perumahan. Upaya ini  tak hanya memberi kenyamanan bagi penghuni, namun bisa berkontribusi positif terhadap kesehatan lingkungan.

Memang, untuk menerapkan konsep liveable city di Indonesia seperti yang sudah lama dihadirkan Sinar Mas dalam produk-produk huniannya, bukanlah perkara mudah.

Dana merupakan masalah paling krusial yang akan dihadapi. Selain itu, mendapatkan investor yang ingin berinvestasi dalam proyek.

Karena itu, pemerintah bisa berperan untuk memberi subsidi agar hunian baik rumah tapak maupun apartemen yang tersedia di kawasan township sehingga bisa dengan mudah dijangkau oleh berbagai kalangan.

Kesuksesan BSD City saat ini sudah dimulai sejak puluhan tahun lalu. Meski pada awal dikembangkan hanya dipandang sebelah mata, namun kini BSD City telah berkembang menjadi kota mandiri yang nyaman untuk ditinggali.

Jika pemerintah ingin menciptakan konsep liveable city di berbagai daerah, maka harus dimulai sejak sekarang. Terlebih kebutuhan akan hunian pribadi masih sangat tinggi di Indonesia.

Jika terus ditunda-tunda dan tidak ada perencanaan yang baik, banyak kota di Indonesia bisa bernasib sama seperti Jakarta, tidak lagi nyaman untuk ditinggali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com