Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2023, 17:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun memiliki mayoritas penduduk yang beragama Muslim, namun permintaan pembiayaan perumahan (KPR) berbasis syariah di Indonesia masih sangat minim.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna bahkan mengakui pembiayaan perumahan syariah di Indonesia baru mencapai 10 persen.

Padahal dengan potensi masyarakat yang mayoritas Muslim, seharusnya pembiayaan syariah khususnya di sektor perumahan angkanya bisa lebih tinggi.

Baca juga: Rata-rata Masyarakat Ambil Cicilan KPR Rp 1,6 Juta Selama 13 Tahun

"Ini anomali yang terjadi di Indonesia, padahal dengan penduduk muslim yang mencapai 90 persen,” ungkap Herry saat menghadiri Gelaran akad massal KPR Syariah yang diselenggarakan oleh BTN Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Palembang, Selasa (26/9/2023).

Ia berharap besar, angka pembiayaan syariah di Indonesia bisa lebih baik lagi dalam beberapa tahun ke depan.

“Seharusnya pembiayaan perumahan syariahnya bisa lebih dari 10 persen. Angka ini yang harus bisa kita balik ke depannya," ujarnya.

Herry juga meminta stakeholder terkait agar lebih menyosialisasikan pembiayaan perumahan syariah serta memodifikasi aturan-aturannya agar tidak lagi dinilai sama dengan pembiayaan konvensional.

Seperti diketahui, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) melalui Unit Usaha Syariah (UUS/BTN Syariah) bekerjasama dengan BP Tapera baru saja menggelar Akad Massal KPR Syariah bagi 2.300 unit pada Selasa (26/9/2023). 

Baca juga: Ternyata, Masyarakat Kelas Atas Mendominasi Pembelian Rumah via KPR

Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan BTN Syariah menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan syariah sekitar 45.750 unit.

Jumlah tersebut terdiri dari 35.150 KPR Syariah Subsidi dan 10.600 KPR Syariah Non Subsidi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com