Sebab, hal itu bisa mengganggu keamanan dan keselamatan pengguna jalan tersebut dan orang lain yang melintasi area tersebut.
“Jangan sampai juga dalam perjalanan selama bulan puasa orang istirahat di pinggir jalan untuk buka puasa, itu juga harus dicegah. Makanya, pengawasan sepanjang jalan harus dilakukan,” tambahnya.
Sementara itu, terkait sistem one way dan contraflow di jalan tol secara situasional jika terjadi lonjakan jumlah kendaraan, menurut Yayat, hal itu bisa saja dilakukan, tetapi tidak perlu menunggu diskresi kepolisian, dalam hal ini Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
Jika suatu ruas tol sudah dipersiapkan sebagai pilihan saat arus mudik dan balik pada Lebaran nanti, langsung saja dibuka untuk memperlancar arus kendaraan.
Tentunya juga dengan menyosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat melalui berbagai sarana komunikasi publik agar mereka mengetahui alternatif jalan yang bisa dilalui.
“Updating data tentang situasional itu penting, tapi tanpa menunggu Korlantas pun kalau memang itu disediakan sebaga alternatif, ya harusnya bisa dibuka. Saya kira masyarakat bisa memilih apa yang terbaik. Bagaimanapun, yang paling pasti dalam kondisi Lebaran adalah ketidakpastian,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.