Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Risiko yang Wajib Diwaspadai Pengembang Properti Tahun 2023

Kompas.com - 02/12/2022, 07:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonomi 2022 dianggap sebagai tahun penuh dinamika, termasuk bagi upaya kebangkitan sektor properti di Indonesia.

Begitu pandemi mereda, tantangan baru hadir mulai dari naiknya harga material bangunan dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), hingga adanya lonjakan inflasi serta suku bunga sebagai dampak dari krisis ekonomi global.

Namun, optimisme sektor properti masih relatif tumbuh didorong oleh berbagai regulasi yang masih bergulir dari pemerintah dan semangat kolektif para pemangku kepentingan.

Baca juga: Sektor Rumah Tapak Dipercaya Masih Perkasa Tahun 2023

Knight Frank Indonesia melakukan survei singkat tahunan berjudul Property Outlook Survey 2023 yang diikuti oleh para pemangku kepentingan di bidang properti untuk menangkap sentimen pasar terhadap proyeksi performa sektor properti di Indonesia pada 2023.

Menurut Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat, sebanyak 59 persen responden optimistis pertumbuhan sektor properti akan relatif stabil untuk 2023.

"Mereka menilai situasi ekonomi global tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan sektor properti di dalam negeri. Tetapi, beberapa potensi risiko patut diwaspadai," ujar Syarifah, Kamis (1/12/2022).

 

Syarifah menyebut lima risiko yang patut diwaspadai para pemangku kepentingan di sektor properti. Kelimanya adalah, dampak pandemi, potensi kenaikan inflasi, tahun politik, pengangguran, dan kenaikan suku bunga.

Kendati demikian, ada beberapa sub-sektor properti yang diprediksi prospektif dan bisa dijadikan pertimbangan untuk pengembang untuk terus berproduksi, yakni rumah tapak (landed house) yang keluar sebagai pilihan dominan para responden.

Su-bsektor lainnya meliputi industri, pergudangan modern, ritel, hotel, dan vila resor. Sementara untuk sub-sektor perkantoran dinilai masih stagnan dan apartemen strata cenderung melemah.

Survei juga menangkap adanya kecenderungan pasar, 66 persen responden untuk wait and see pemulihan sektor properti dalam 3-5 tahun ke depan karena masuknya Indonesia pada persiapan menjelang tahun politik pada 2024 nanti.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com