JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR masih menggenjot pembangunan Bendungan Ameroro untuk memperkuat suplai air baku dan irigasi di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Karena sebagai daerah penyangga Kota Kendari sebagai Ibu Kota Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe diperkirakan akan terus berkembang.
Salah satunya melalui pengembangan industri nikel, serta sektor pertanian, perikanan, dan peternakan yang membutuhkan air baku bersumber dari bendungan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air. Sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku, dan pengendalian banjir.
"Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," ujar Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Kamis (11/08/2022).
Baca juga: Bendungan Tiro Dihapus dari PSN 2022, Ini Daftar Proyek Terbaru
Yakni Paket 1 oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Sumber Cahaya Agung-PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dan Paket 2 PT Hutama Karya- PT Adhi Karya (KSO).
Berdasarkan data e-Monitoring Kementerian PUPR dengan status 31 Juli 2022, progres konstruksinya mencapai 49,18 persen dengan target selesai 2023.
Bendungan Ameroro memiliki kapasitas tampung 54,15 juta meter kubik dengan luas genangan 244,51 hektar berpotensi menambah layanan daerah irigasi seluas 3,363 hektar di Kabupaten Konawe.
Baca juga: Basuki: World Water Forum Bukan Agenda Kerja Kementerian PUPR, tapi Indonesia
Diharapkan suplai air irigasi dari bendungan dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.
Selain itu, suplai tampungan air Bendungan Ameroro juga diproyeksikan untuk menyediakan air baku bagi daerah-daerah industri nikel yang berkembang di Kendari-Konawe.
Bendungan yang membendung Sungai Lasolo Konaweha ini juga memiliki fungsi utama untuk mereduksi banjir di wilayah Kendari-Konawe sebesar 443 meter kubik per detik.
Bendungan berada di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe ini merupakan bagian dari pengelolaan wilayah Sungai Konaweha yang selanjutnya ditampung bendungan untuk mengurangi risiko banjir daerah hilir di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.