JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahun pemerintah mengevaluasi kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia.
Penilaian itu dilakukan pemerintah melalui Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus. Tujuannya agar keberadaan KEK sesuai fungsi dan rencana kerjanya.
Hal itu tertera dalam dokumen Dewan Nasional KEK Indonesia berjudul Laporan Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus Tahun 2021.
Hingga akhir 2021, jumlah KEK Indonesia ada 19 kawasan. Namun, terdapat satu KEK yang kala itu dalam proses pencabutan statusnya melalui Peraturan Pemerintah (PP), karena dinilai tidak menunjukkan progres sesuai rencana.
KEK yang dimaksud ialah KEK Tanjung Api-Api di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Baca juga: Pemerintah Cabut Status KEK Tanjung Api-Api, Ini Alasannya
Adapun dari 18 KEK yang tersisa, laporan perkembangannya terklasifikasikan dalam beberapa kategori.
Pertama, pembangunan empat KEK baru. Meliputi KEK Gresik, KEK Lido, KEK Nongsa, dan KEK Batam Aero Technic (BAT).
Kedua, peningkatan kinerja empat KEK yang belum optimal. Meliputi KEK Arun Lhokseumawe, KEK Palu, KEK Tanjung Lesung, dan KEK Tanjung Kelayang.
Ketiga, pemantauan enam KEK yang perlu perhatian khusus. Meliputi KEK Bitung, KEK Sorong, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), KEK Morotai, KEK Likupang, dan KEK Singhasari.
Kategori terakhir, yakni menjaga kinerja empat KEK yang optimal. Di mana saja? Berikut daftarnya.
KEK Galang Batang berada di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Berdiri di area seluas sekitar 2.333 hektar ini sudah beroperasi pada 8 Desember 2018 lalu.
Kawasan yang masuk dalam kategori KEK industri ini disiapkan untuk kegiatan utama yakni industri pengolahan bauksit dan logistik.
KEK ini memiliki komitmen investasi senilai Rp 18 triliun. Hingga 2021, realisasinya mencapai Rp 15,7 triliun.
Dalam kurun waktu dua tahun sejak beroperasi, KEK Galang Batang telah melakukan ekspor Smelter Grade Alumina dan membantu memperbaiki neraca perdagangan.
KEK Sei Mengkei berada di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Area yang memiliki luas sekitar 2.002 hektar ini telah beroperasi pada Januari 2015 silam.