Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yusa Cahya Permana
Perencana Transportasi

Perencana transportasi lulusan Departemen Teknik Lingkungan dan Sipil, Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institute for Transport Studies, University of Leeds, Inggris. 

Yusa juga merupakan Co-Founder Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ). Saat ini bekerja sebagai Konsultan Transportasi dan menjabat Ketua Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) DKI Jakarta.

 

Kedewasaan dalam Industri Jasa Transportasi

Kompas.com - 27/05/2022, 13:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Maka dari itu, sangat penting untuk bisa memberikan respons yang tepat, benar, dan baik pada kritik yang disampaikan pelanggan.

Kritik tertutup mungkin terlihat “indah“ karena kekurangan pelaku industri jasa tidak tampak di mata publik, namun sebenarnya kritik terbuka bukanlah hal yang perlu ditakuti.

Terlebih jika pelaku jasa transportasi sungguh siap dan serius dalam menangani kebutuhan dan kepuasan pelanggannya secara baik dan benar.

Sebuah kritik terbuka yang murni, jauh lebih baik daripada kritik tertutup yang tidak menggambarkan permasalahan yang ada secara lugas dan tepat.

Dari sini kita bisa melihat bahwa kemampuan memberikan respon yang tepat dalam menyikapi antara kritik dengan tindakan yang murni bertujuan negatif adalah hal yang membedakan pelaku industri jasa transportasi yang dewasa dan yang masih dalam tahap mendewasakan diri.

Adanya kedewasaan dalam menyikapi dan merespons kritik ini pada akhirnya terwujud dalam kecepatan dan ketepatan bertindak.

Pelaku industri jasa transportasi yang telah dewasa akan dapat menerima kritik baik yang disampaikan secara terbuka maupun melalui jalur privat sebagai bentuk perhatian yang sangat intim dan positif.

Bagaimana tidak, sebuah kritik hanya dapat lahir apabila terdapat rasa memiliki (sense of belonging), rasa ingin adanya perbaikan, rasa sayang pada entitas yang diberikan kritik.

Era Persaingan Usaha

Harus diakui banyak sektor industri transportasi di Indonesia masih membawa kondisi lama yang bersifat monopoli, duopoli, maupun oligopoli.

Meskipun demikian, pada era globalisasi, pelaku industri jasa transportasi tidak bisa selamanya bergantung pola pikir seperti ini.

Setiap elemen dan pemangku kepentingan termasuk di dalamnya regulator, badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), serta swasta harus mempersiapkan diri dan mengantisipasi munculnya persaingan usaha ketat.

Era competitiveness ini menuntut pelaku industri jasa transportasi memiliki kemampuan untuk mengikuti kebutuhan pasar yang akan selalu berjalan dinamis.

Pertanyaan akhir kita kembalikan pada diri kita sendiri.

Sudahkan sumber daya manusia (SDM) beserta pola pikir, regulasi eksisting, pola penyusunan regulasi, regulator, dan pelaku usaha, serta aspek-aspek detail teknis dan non-teknis industri jasa transportasi Indonesia siap menghadapi secara era kompetitif ini dengan tepat dan benar?

Patut diingat bahwa tipe konsumen akan semakin berani terbuka, kritis, dan vokal dalam menyampaikan kebutuhannya. Siapkah Anda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com