Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rest Area, Momok Kemacetan Lalin Masa Mudik Lebaran

Kompas.com - 10/05/2022, 12:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Menurut survei oleh Kementerian Perhubungan, sebanyak 85,5 juta masyarakat Indonesia berkeinginan melakukan mudik Lebaran tahun ini.

Oleh karena melonjaknya animo masyarakat setelah agenda rutin tahunan tersebut sempat ditiadakan selama dua tahun, Kemenhub mengatakan pelayanan yang diberikan masih belum optimal.

“Oleh karenanya kami sampaikan permohonan maaf belum bisa memenuhi harapan semua pihak. Kami akan lakukan evaluasi agar kegiatan mudik dan juga kegiatan di mana akan ada pergerakan yang masif di masa yang akan datang,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangannya, Senin (9/5/2022).

Adapun terkait mudik Lebaran kali ini, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno berpendapat, rest area masih menjadi momok kemacetan lalu lintas (lalin) pada masa arus mudik dan balik Lebaran.

Antrean kendaraan di pintu masuk dan keluar rest area turut memberikan dampak terhadap arus lalin di jalur sekitarnya.

Baca juga: Punahnya Angkutan Lokal Jadi Salah Satu Penyebab Kemacetan Selama Mudik

“Pemisahan zona parkir dan zona aktivitas perlu dilakukan, supaya arus kendaraan di dalam rest area lebih lancar,” ungkap Djoko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/5/2022).

Selain itu, kemacetan lalin di jalan tol juga bisa disebabkan karena kendaraan yang beristirahat di bahu jalan tol hingga mereka yang berkendara zig-zag.

Tak hanya itu, saldo uang elektronik yang tidak mencukupi, penyempitan ruas jalan atau bottleneck, kecelakaan lalin hingga kendaraan yang melintasi jalur tanpa kendali petugas turut berkontribusi terhadap masalah umum Lebaran ini.

Terlebih, kedisiplinan dan ketaatan pemudik terhadap aturan lalin masih dinilai rendah. Menurut Djoko, hal itu tergambar dengan jelas di sepanjang jalan tol maupun arteri.

“Masih ada pengendara yang didorong faktor kelelahan menggunakan bahu jalan untuk beristirahat, mobil barang (jenis pick up) digunakan untuk mengangkut orang dan sepeda motor dinaiki lebih dari dua orang,” tambah Djoko.

Baca juga: Bahu Jalan dan Rest Area Jadi Fokus Evaluasi Mudik via Tol Trans-Jawa

Bahkan, diketahui terdapat pengemudi yang viral di media sosial karena melintas media jalan tanpa sepengetahuan petugas saat jalur one way diberlakukan.

Sangat disayangkan, masih tidak ada penindakan dari aparat hukum terkait pelanggaran yang digunakan oleh pengguna jalan karena konsentrasi petugas ada pada kelancaran arus lalin.

Apalagi, fenomena pelanggaran lalin tersebut sangat mengancam keselamatan dan dapat membahayakan pengguna jalan lain.

“Kampanye keselamatan berlalu lintas, khususnya saat musim mudik, harus intensif lagi,” Djoko kembali menekankan.

Kendati demikian, upaya manajemen prioritas dengan rekayasa lalin di jalan Tol Trans Jawa berupa ganjil genap, one way dan contraflow dirasa sudah maksimal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com