Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Membangun Kota yang Humanis?

Kompas.com - 25/03/2022, 18:45 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak Undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negata (UU IKN) disahkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemindahan ibu kota negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kian terasa nyata.

Pemerintah terus mempercepat penyusunan berbagai rancangan, terutama dalam pembangunan sektor infrastruktur IKN Nusantara.

Kepala Otorita IKN Nusantara Bambang Susantono mengungkapkan harapan Jokowi untuk bisa membangun IKN menjadi kota layak huni sekaligus humanis.

Artinya, IKN bisa diciptakan menjadi a city for all atau kota untuk semua kalangan tanpa terkecuali.

“Jadi kata-kata ini semua terangkum dalam kesatuan di mana kota tersebut dibangun untuk semua kalangan, a city fol all istilahnya, karena itu sifatnya iklusif,” jelas Bambang, dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jakarta Setelah IKN Pindah?

Terkait hal ini, Direktur RuangWaktu Knowledge-Hub for Sustainable (Urban) Development Wicaksono Sarosa menjelaskan, kota atau lingkungan binaan yang humanis adalah yang menempatkan manusia sebagai komponen terpenting.

“Boleh saja ada pertimbangan, misalnya keuntungan atau kelancaran mobilitas, bahkan kemegahan sebuah kota atau bahkan efisiensi boleh-boleh saja. Tapi semua itu tidak boleh mengalahkan kepentingan atau kebutuhan manusiannya,” kata Wicaksono dalam Pro Talk Series #05 pada Rabu (23/3/2022).

Dalam memenuhi kebutuhan warganya, kota yang humanis tidak boleh mengabaikan, meninggalkan atau merugikan kebutuhan satu orang pun, baik warganya sendiri maupun warga wilayah lain.

Hal ini dikarenakan agar suatu kota dapat dikategorikan sebagai kota berkelanjutan atau humanis, maka kota tersebut harus dibangun untuk semua.

“Jadi kalau di IKN itu kalau misalnya membangun bukan hanya warga IKN nya saja (yang mendapat manfaat), tetapi warga sekitarnya maupun di tempat yang jauh juga tidak boleh mengalami penurunan kualitas kehidupan,” tambah Wicaksono.

Baca juga: Selain BSD City, Alam Sutera Juga Jadi Rujukan Hunian di IKN, Begini Konsepnya

Sehingga, walau rancang kota fokus pada gubahan fisik tiga dimensi untuk mewujudkan ruang kota yang fungsional-estetis, namun tidak bisa mengabaikan realitas perilaku dan kebutuhan manusia serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

Lantas, bagaimana cara meciptakan sebuah kota baru yang humanis?

Wicaksono berpendapat, menciptakan sebuah kota baru yang humanis bisa dimulai dari memberi perhatian yang serius pada pejalan kaki melalui trotoar yang memadai, nyaman dan kaya amenitas.

Aktivitas warga berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu, (16/2/2022). Provinsi DKI Jakarta disebut sudah melewati gelombang ketiga Covid-19 yang dipicu oleh penyebaran virus corona varian Omicron. Selain angka kasus harian yang menurun, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 atau bed occupancy ratio (BOR) juga mengalami penurunan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Aktivitas warga berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu, (16/2/2022). Provinsi DKI Jakarta disebut sudah melewati gelombang ketiga Covid-19 yang dipicu oleh penyebaran virus corona varian Omicron. Selain angka kasus harian yang menurun, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 atau bed occupancy ratio (BOR) juga mengalami penurunan.
Untuk memberikan fasilitas layak kepada pejalan kaki, terdapat delapan prinsip penyediaan trotoar menurut World Resource Institutue, antara lain:

  1. Proper sizing,
  2. Accessible,
  3. Safe connections,
  4. Clear signage,
  5. Attractive spaces,
  6. Security,
  7. Quality surface,
  8. Efficient drainage.

Jelas Wicaksono, penerapan prinsip penyediaan trotoar ini telah diterapkan di beberapa kawasan, seperti Malioboro di Yogyakarta dan Tukad Badung di Denpasar.

Sedangkan di Jakarta, beberapa kawasan yang telah menerapkan prinsip ini adalah area bermain di Taman Puring Jakarta, Sequis Tower dan pagar depan Bank Mandiri di Jalan Sudirman Jakarta, serta area PKL di depan Kementerian ATR/BPN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com