Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Membangun Kota yang Humanis?

Pemerintah terus mempercepat penyusunan berbagai rancangan, terutama dalam pembangunan sektor infrastruktur IKN Nusantara.

Kepala Otorita IKN Nusantara Bambang Susantono mengungkapkan harapan Jokowi untuk bisa membangun IKN menjadi kota layak huni sekaligus humanis.

Artinya, IKN bisa diciptakan menjadi a city for all atau kota untuk semua kalangan tanpa terkecuali.

“Jadi kata-kata ini semua terangkum dalam kesatuan di mana kota tersebut dibangun untuk semua kalangan, a city fol all istilahnya, karena itu sifatnya iklusif,” jelas Bambang, dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/3/2022).

Terkait hal ini, Direktur RuangWaktu Knowledge-Hub for Sustainable (Urban) Development Wicaksono Sarosa menjelaskan, kota atau lingkungan binaan yang humanis adalah yang menempatkan manusia sebagai komponen terpenting.

“Boleh saja ada pertimbangan, misalnya keuntungan atau kelancaran mobilitas, bahkan kemegahan sebuah kota atau bahkan efisiensi boleh-boleh saja. Tapi semua itu tidak boleh mengalahkan kepentingan atau kebutuhan manusiannya,” kata Wicaksono dalam Pro Talk Series #05 pada Rabu (23/3/2022).

Dalam memenuhi kebutuhan warganya, kota yang humanis tidak boleh mengabaikan, meninggalkan atau merugikan kebutuhan satu orang pun, baik warganya sendiri maupun warga wilayah lain.

Hal ini dikarenakan agar suatu kota dapat dikategorikan sebagai kota berkelanjutan atau humanis, maka kota tersebut harus dibangun untuk semua.

“Jadi kalau di IKN itu kalau misalnya membangun bukan hanya warga IKN nya saja (yang mendapat manfaat), tetapi warga sekitarnya maupun di tempat yang jauh juga tidak boleh mengalami penurunan kualitas kehidupan,” tambah Wicaksono.

Sehingga, walau rancang kota fokus pada gubahan fisik tiga dimensi untuk mewujudkan ruang kota yang fungsional-estetis, namun tidak bisa mengabaikan realitas perilaku dan kebutuhan manusia serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

Lantas, bagaimana cara meciptakan sebuah kota baru yang humanis?

Wicaksono berpendapat, menciptakan sebuah kota baru yang humanis bisa dimulai dari memberi perhatian yang serius pada pejalan kaki melalui trotoar yang memadai, nyaman dan kaya amenitas.

  1. Proper sizing,
  2. Accessible,
  3. Safe connections,
  4. Clear signage,
  5. Attractive spaces,
  6. Security,
  7. Quality surface,
  8. Efficient drainage.

Jelas Wicaksono, penerapan prinsip penyediaan trotoar ini telah diterapkan di beberapa kawasan, seperti Malioboro di Yogyakarta dan Tukad Badung di Denpasar.

Sedangkan di Jakarta, beberapa kawasan yang telah menerapkan prinsip ini adalah area bermain di Taman Puring Jakarta, Sequis Tower dan pagar depan Bank Mandiri di Jalan Sudirman Jakarta, serta area PKL di depan Kementerian ATR/BPN.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/03/25/184500021/bagaimana-membangun-kota-yang-humanis-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke