Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditipu Pengembang Syariah, Korban Terpaksa Perpanjang Kontrak Rumah, Ini Kisahnya

Kompas.com - 29/01/2022, 05:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Namun, faktanya hingga waktu yang dijanjikan, pembangunannya tidak pernah selesai. 

Sejak awal, rumah yang dibeli Luthfi itu memang telah terbangun sekitar 50 persen konstruksi.

Artinya, dia tidak membeli hunian yang masih berupa tanah datar melainkan merupakan peralihan dari orang lain. 

"Saya ditawari satu slot unit kosong bekas orang, jadi nggak berupa tanah kosong, tetapi sudah terbangun sekitar 50 persen konstruksi. Namun, hingga April 2021, rumah itu tetap nggak selesai," tutur dia. 

Selain Luthfi, Suci Mutiha Rahman (27), yang juga karyawan swasta di Jakarta, ikut menjadi korban dari penipuan perumahan bodong tersebut. 

Suci bahkan membeli rumah secara kontan seharga Rp 250 juta menggunakan uang pinjaman yang diperolehnya dari salah satu bank pelat merah.

"Saya pakai nama abang saya untuk mengajukan pinjaman ke bank. Rumah itu saya beli secara cash. Karena saya mikirnya, dari pada bayar cicilan ke bank dan developer setiap bulannya, lebih baik saya pilih salah satu saja biar tidak memberatkan," ungkap Suci. 

Pengembang lagi-lagi memberikan janji manis, dengan memastikan rumah Suci selesai dibangun dalam waktu hanya beberapa bulan. 

"Saya bayar awal tahun 2021, dan hingga pertengahan tahun belum ada progresnya. Bahkan  Desember 2021 itu pun masih berupa tanah kosong. Saat dikonfirmasi alasannya ada masalah manajemen, kontraktor dan sebagainya," tuturnya. 

Segudang kejanggalan terjadi

Karena hal tersebut, keduanya pun mulai menemukan sejumlah kejanggalan terutama pada saat melakukan pengecekan di lapangan. 

Lutfhi mengatakan hampir setiap akhir pekan rutin mengecek progres pembangunan rumah tersebut.

Namun, faktanya tak ada satu pun pekerja atau tukang bangunan yang menggarap perumahan itu.

Salah seorang mandor yang ditemuinya bahkan mengaku menghentikan proses pekerjaan karena pengembang belum membayar gaji para tukang. 

"Mereka bilang nggak dibayar sama pengembang makanya mereka off alias nggak mau melanjutkan pekerjaan," tutur dia. 

Tak hanya itu, masalah lain yang kemudian ditemui Suci adalah perizinan yang belum dikantongi pengembang. Informasi ini dia dapatkan dari warga di lingkungan sekitar perumahan.

Pengembang baru membayar sebagian saja dari pembelian tanah milik warga. Hal itu juga dikhawatirkan oleh sejumlah pembeli lainnya yang telah menempati hunian. 

"Banyak warga yang sudah menghuni rumah itu pun khawatir mengenai status tanahnya seperti apa," ucap dia. 

Kejanggalan lainnya yaitu mekanisme pembayarannya yang tidak melalui lembaga keuangan atau perbankan syariah melainkan hanya melalui rekening atas nama pribadi. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Berita
Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Berita
10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan Sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

IHG Operasikan Sembilan Hotel Baru di Indonesia Tahun 2024

Hotel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com