Selain itu juga melalui pengembangan visi tata ruang, strategi dan rencana, dan penerapan seperangkat prinsip-prinsip kebijakan, alat-alat, mekanisme partisipatif kelembagaan, dan prosedur pengaturan.
Perencanaan kota dan wilayah lebih dari sekadar alat teknis. Ini adalah proses pengambilan keputusan yang integratif dan partisipatif.
Perencanaan kota juga embahas persaingan kepentingan dan terkait dengan visi bersama, strategi pembangunan secara keseluruhan dan kebijakan perkotaan nasional, regional, dan lokal.
PBB ingin memastikan perencanaan kota dan wilayah sebagai komponen inti dari paradigma tata kelola pemerintahan kota yang baru.
Hal ini termasuk mempromosikan demokrasi lokal, partisipasi dan inklusi, transparansi dan akuntabilitas, dengan maksud untuk menjamin urbanisasi berkelanjutan dan kualitas tata ruang.
Dalam konteks IKN, mewujudkan visi inilah, saya prediksi akan menjadi pekerjaan rumah besar bagi Badan Otorita IKN kalau nanti dibentuk.
Kali ini kita bicara investasi apa saja di IKN. Bappenas telah melansir konsep sistem tiga kota digadang menjadi kunci sukses, yaitu IKN, Balikpapan dan Samarinda.
Teori pertumbuhan yang di gadang merujuk seorang geografer Jerman Walter Christaller (1933), menyatakan bahwa pertumbuhan kota tergantung spesialisasi fungsi pelayanan kota, dan tingkat permintaan daerah sekitarnya akan menentukan kecepatan pertumbuhan kota (tempat pemusatan) tersebut.
Konsep pusat pertumbuhan ini adalah pandangan ekonomi neo-klasik, yang fokus pada sektor yang dinamis diharapkan menghasilkan output rasio yang tinggi, spread effect, dan dampak ganda pada sektor lain.
Kalau pemerintah berprinsip neo-klasik, maka urbanisasi dan pasar adalah kekuatan yang nyata dalam menjamin keseimbangan dan trickle down efect.
Pembangunan IKN diharapkan di bersamaan dengan Balikpapan dan Samarinda.
Dalam rencana yang dilansir pemerintah pun wilayah strategis tiga kota akan ditopang oleh kegiatan ekonomi pengungkit berupa enam klaster.
Keenamnya yaitu Industri teknologi bersih, Industri farmasi terintegrasi, Industri Agri Berkelanjutan, Eko-wisata, Kimia dan derivatifnya dan energi rendah Karbon.
Akan ada dua klaster pendukung yaitu fasilitas pendidikan Abad 2I, dan konsepkKota dan Smart Industry 4. 0.
Industri-industri pengungkit tersebut niscaya memerlukan pranata kelembagaan yang solid dan kepastian aturan.