Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Potensi Wisata Bendungan Bendo, Basuki Tekankan Sabuk Hijau

Kompas.com - 09/09/2021, 12:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Potensi wisata yang ada pada Bendungan Bendo, Ponorogo, dinilai demikian besar untuk dikembangkan.

Potensi ini akan menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan hal itu saat memberikan laporan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada acara peresmian Bendungan Bendo, Selasa (7/9/2021).

Bendungan Bendo ini direncanakan Pemerintah Kabupaten Ponorogo sebagai daerah wisata karena memiliki panorama perbukitan yang indah.

Baca juga: Lima Fakta Menarik Bendungan Bendo di Jawa Timur

"Saya lihat potensinya memang bisa sekali untuk pariwisata, namun harus dengan pengelolaan yang baik agar tidak mengurangi kualitas airnya," tutur Basuki.

Menurut Basuki, penekanan terhadap penghijauan di area sabuk hijau (greenbelt) bendungan sebagai langkah konservasi lahan juga sangat penting.

"Saya minta untuk ditanami pohon buah-buahan seperti durian, mangga, jangan hitungan belasan tetapi sekaligus yang banyak, kalau perlu sampai seribu pohon," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, pembangunan Bendungan bendo menelan anggaran Rp 1,1 triliun telah masuk masa kontrak sejak 2013. Namun, baru mulai dikerjakan sekitar 2015-2016 dan selesai 2021.

Total kapasitasnya 43 juta meter kubik dengan luas genangan 170 hektar serta tinggi bendungan 74 meter. Mampu menyuplai irigasi seluas 7.800 hektar sawah dan menjadi pasokan air baku 370 liter per detik.

Bendungan Bendo juga berfungsi sebagai pengendalian banjir sebesar 31 persen atau sekitar 117,4 meter kubik per detik.

Bendungan ini berfungsi sebagai tampungan air yang di bawahnya terdapat Daerah Irigasi (DI) Bendo di Ponorogo dan DI Saluran Induk Madiun.

Empat bendung yang berada di DI Bendo memiliki luas 3.330 hektar, meliputi Bendung Ngindeng, Bendung Kori, Bendung Wilangan, dan Bendungan Tambakwatu.

Kemudian, Bendung Jati di DI Saluran Induk Madiun seluas 4.500 hektar sebagai sentra pertanian Jawa timur.

Bendungan Bendo sudah bisa dimanfaatkan oleh bendung-bendung di bawahnya. Sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 170 menjadi 260 per tahun.

"Jadi yang tadinya pola tanamnya padi-palawija-palawija menjadi padi-padi-palawija. Tadi kami juga sudah lihat pelaksanaan padat karya irigasi di DI Ngindeng," tuntas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com