JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi, tenaga kerja konstruksi atau tukang bangunan yang berasal dari Pulau Jawa diakui andal, rajin, telaten, tangguh, dan memiliki kemampuan standar.
Tak mengherankan, jika para pekerja konstruksi asal Pulau Jawa ini dipercaya mengerjakan proyek-proyek besar yang dibangun individu atau pengembang swasta, bahkan yang bersifat strategis Nasional milik Pemerintah.
Sebagaimana dikatakan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Taufik Widjoyono, bahwa mereka mendominasi pekerjaan konstruksi di seluruh Indonesia.
Menurut Taufik, tren penggunaan jasa pekerja konstruksi asal Jawa ini telah terjadi sejak Indonesia belum merdeka, bahkan sejak zaman kerajaan Nusantara hingga saat ini.
Baca juga: 9 Juta Tenaga Konstruksi Indonesia Belum Bersertifikat
Namun, dia mengakui, untuk memastikan hal ini harus dilakukan penelitian secara komprehensif dan saintifik disertai data dan fakta akurat.
"Hanya saja, pandangan saya pribadi, tenaga konstruksi asal Jawa itu memang mayoritas. Pertama karena populasinya paling banyak," kata Taufik saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/05/2021).
Taufik menjelaskan sejak zaman kerajaan Nusantara, pekerja konstruksi yang merupakan warga setempat ini dimanfaatkan tenaganya untuk membangun struktur bersejarah dan cagar budaya, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan lain-lain.
Bahkan, pada masa kolonialisasi Belanda, tukang bangunan asal Jawa ini berkonstribusi besar terhadap tersambungnya Anyer-Panarukan yang dikenal sebagai Jalan Pos Daendles.
Kemudian, struktur Istana Bogor, Istana Merdeka, hingga fasilitas-fasilitas publik pasar, rumah sakit, dan sekolah.
Proses berkembangnya tenaga kerja konstruksi asal Jawa ini terus berlangsung secara turun temurun hinga saat ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.