Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Deddy Herlambang
Pengamat Transportasi

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)

Gelar Pahlawan Transportasi Anies Baswedan...

Kompas.com - 06/02/2021, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keberhasilan KRL pun dalam peningkatan penggunanya hingga 1,2 juta penumpang per hari sejak 2013 dimulai saat pemuncak PT KAI dijabat Ignasisus Jonan dan jajarannya.

Sementara saat itu, Pemprov DKI tidak mendukung sterilisasi stasiun KRL.

Mantan Wali Kota Bogota, Kolombia, Enrique Peñalosa Londoño terkenal karena menata transportasinya melalui BRT Trans Milleneo.

Mottonya yang populer adalah ”Kota yang maju bukanlah kota di mana orang miskin menggunakan mobil, melainkan kota yang bahkan membuat orang kaya menggunakan transportasi umum”.

Sampai kini popularitas Enrique belum terkalahkan, bahkan oleh wali kota sekarang. Karena  untuk memulai hal baru atau mengubah budaya bertarnsportasi sangat sulit, seperti yang dialami Gubernur Sutiyoso saat membangun busway yang dianggap kontroversial.

Indikator keberhasilan transportasi hanya satu; seberapa banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum.

Jika saat ini modal share angkutan umum baru di Jakarta di bawah 20 persen dengan peningkatan 100 persen atau dua kali dari eksisting (40 persen), bisa dikatakan berhasil, maka angkanya masih jauh dari target.

Karena, target BPTJ adalah 60 persen modal share angkutan umum hingga 2029 mendatang.

Sebaliknya, jika Pemprov Jakarta banyak membangun sarana/prasarana transportasi tapi penggunanya minim, apakah layak dikatakan berhasil? (Deddy Herlambang, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com