Riset ini bercerita tentang tidak relanya fans terhadap perlakukan yang menimpa sang Idol, sehingga memicu peperangan di antar fans, lintas fans, bahkan ada yang membawanya ke ranah hukum.
Riset lain bertema fan activism, cybervigilantism, and Othering mechanisms in K-pop fandom (Jung, 2012).
Artikel ini bercerita tentang aktivitas fans yang menegakkan kebenaran dengan caranya sendiri. Walaupun upaya yang dilakukan terkadang memiliki konotasi negatif.
Riset terkait K-Pop saat ini telah menjadi tren di kalangan akademis. Buku berjudul K-Pop The International Rise of the Korean Musik Industry (Choi & Roald Maliangkay, 2015), menggambarkan posisi fans di dalam industri musik K-Pop.
Salah satu bagian buku tersebut membahas "dari fans, oleh fans, untuk fans". Fans K-Pop adalah tentang K-Pop itu sendiri.
Mereka akan menyimbolkan diri sebagai bentuk identitas fans K-Pop dan menjauhkan diri dari kelompok lain.
Lebih lanjut buku tersebut bercerita tentang fans sebagai konsumen. Patut dicatat industri K-pop mengandalkan fans untuk menunjukkan kepada dunia bahwa K-pop adalah inovasi terbesar saat ini.
Dua dekade lalu, Jonh Fiske berpendapat, perjuangan yang konstan antara fans dan industri musik. Perusahaan industri musik menggabungkan selera fans untuk produk musiknya.
Saat ini dalam kasus fans K-Pop dan industri musik lebih banyak berkolaborasi dan negosiasi ketimbang memperlebar ketegangan antara industri musik dan fans.
Sehingga tidak jarang ditemukan jika fans suka dengan warna kuning, industri akan menangkap sinyal tersebut dan membuat produk musiknya dengan warna yang sama atau sebaliknya (Choi & Roald Maliangkay, 2015).
Namun saat ini perkembangan kasus skandal, balada percintaan idol menjadi panggung simulakra yang dipertontonkan kepada fans, alih-alih sebagai bentuk industri musik K-Pop kekinian.
Sebagai industri tentu saja mencari formula yang diharapkan dapat meningkatkan, bahkan mempertahankan popularitas idol.
Namun upaya tersebut terkadang membuat nestapa untuk fans itu sendiri. Efek-efek negatif yang dialami fans kurang menjadi diperhatikan oleh Industri musik K-Pop.
Keuntungan selalu menjadi target utama, dari sisi ekonomi dan emosional fans. Kecemasan dan depresi dengan mudah menghampiri fans K-Pop melalui media sosial.
Masalah ini harus menjadi perhatian khusus oleh fans, industri, dan pemerintah. Jika dibiarkan dikhawatirkan akan menjadi masalah dalam satu generasi.