Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Bulu Kucing Rontok dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 11/04/2024, 08:00 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerontokan bulu pada kucing atau dikenal alopecia merupakan hal yang cukup umum terjadi.

Jumlah bulu kucing yang rontok dapat sangat bervariasi, bergantung pada penyebabnya. Hal ini dapat berkisar dari sedikit penipisan hingga bintik-bintik botak yang besar. 

Baca juga: Seberapa Sering Harus Memandikan Kucing? Ini Aturannya

Bulu kucing rontok dalam jumlah banyak tentu mengkhawatirkan pemiliknya. Meski ada beberapa ras kucing, seperti Sphynx yang memiliki mutasi genetik yang menyebabkannya tidak berbulu, kerontokan bulu pada ras kucing lain tidaklah normal serta selalu ada masalah kesehatan yang mendasarinya.

Karena itu, penting memperhatikan kerontokan bulu kucing dan mengetahui penyebabnya untuk mengambila langkah pengobatan.

Nah, dilansir dari Catster, Kamis (11/4/2024), berikut sejumlah penyebab bulu kucing rontok dan cara mengatasinya. 

Parasit kulit

 

Ilustrasi kucing Himalaya.Shutterstock/Melody's photography Ilustrasi kucing Himalaya.
Ada beberapa parasit kulit yang dapat menyebabkan kerontokan bulu dan perubahan kulit. Gejalanya meliputi rasa gatal berlebihan, menggaruk, dan menjilati.

Penyabab parasit paling umum adalah kutu dan berbagai jenis tungau, seperti tungau telinga, kudis anjing dan kucing, serta demodikosis kucing.

Semua tungau ini menyebabkan lesi kulit di berbagai bagian tubuh, seperti kerak, bersisik, ketombe, koreng, dan kerontokan rambut, yang umumnya terasa gatal, tetapi tergantung pada jenis tungau.

Dokter hewan akan mengambil sampel rambut atau kotoran dari telinga dan kulit untuk memeriksa parasit kulit yang paling umum.

Dengan diagnosis tepat dan memulai perawatan, bulu kucing akan tumbuh kembali seiring berjalannya waktu. 

Baca juga: 7 Penyebab Bulu Kucing Rontok di Sekitar Telinga

Kurap

Selanjutnya, penyebab bulu kucing rontok adalah kurap. Kurap sebenarnya adalah jamur yang menyerang kulit, bulu, dan terkadang cakar, yang disebut dermatofitosis.

Penyakit ini merupakan zoonosis, yang berarti manusia dapat tertular dari hewan melalui kontak langsung atau kontaminasi lingkungan.

Kurap sangat menular dan dapat menyebar ke hewan peliharaan lainnya. Beberapa hewan memiliki gejala sangat ringan atau tidak ada gejala sama sekali, sementara hewan lainnya dapat mengalami penebalan kulit dengan kerontokan rambut yang dapat berbentuk bulat.

Akibatnya, bulu kucing menjadi rapuh dan mudah rontok. Area yang biasanya terkena adalah kulit di kepala, dada, kaki depan, dan sepanjang punggung.

Jika kucing mengalami lesi yang menyerupai kurap, ada beberapa tes yang dapat dilakukan dokter hewan untuk memastikan penyakit ini.

Kucing peliharaan kemudian akan memulai pengobatan yang sesuai, yang kemungkinan akan berlangsung setidaknya selama enam minggu dan dapat berupa kombinasi terapi oral dan topikal.

Sangatlah penting meminimalkan paparan dan kontak kucing dengan hewan lain serta orang-orang di rumah serta mendiskusikan kebersihan lingkungan dan kebersihan lingkungan. 

Baca juga: Berapa Lama Kucing Betina Berahi? Ini Tahapan Siklusnya

Alergi

Ilustrasi kucing Chartreux.SHUTTERSTOCK/KUCHER SERHII Ilustrasi kucing Chartreux.
Alergi juga menjadi penyebab bulu kucing rontok. Alergi dapat dialami pada beberapa kucing, tergantung pada usia dan distribusi perubahan kulitnya.

Kutu khususnya merupakan penyebab iritasi pada kucing mana pun, tetapi pada beberapa individu, kutu dapat menyebabkan reaksi alergi kulit yang parah.

Hal ini disebabkan hipersensitivitas terhadap antigen dalam air liur kutu, yang menyebabkan rasa gatal luar biasa dan membuat kucing melakukan grooming berlebihan.

Dalam kasus ini, bulu kucing tidak benar-benar rontok, tetapi rusak dan tercabut karena jilatan serta cakaran yang cepat. 

Kucing juga dapat alergi terhadap protein makanan tertentu atau alergen lingkungan, seperti serbuk sari, bahkan tungau debu rumah, yang juga dapat menyebabkan rasa gatal berlebihan, menjilati, dan mencabuti bulunya sendiri, yang menyebabkan bulu kucing rontok. 

Baca juga: Kenapa Bulu Kucing Hitam Berubah Warna? Ini 4 Penyebabnya

Infeksi

Penyebab bulu kucing rontok berikutnya adalah infeksi. Hal ini dapat disebabkan bakteri atau jamur, yang membuat kucing kehilangan bulu di area yang terkena infeksi.

Terkadang infeksi juga dapat disebabkan kucing menjilati kulitnya hingga terjadi luka terbuka, yang kemudian dapat terinfeksi sehingga membuat kerontokan bulu semakin parah.

Kucing juga dapat mengalami infaksi kulit dan abses akibat berkelahi dengan kucing tetangga atau trauma

Di samping kerontokan bulu, sering kali terdapat kerusakan kulit yang jelas, bengkak, keluarnya cairan, dan kemerahan. Area tersebut terasa sakit sehingga kucing mungkin tidak mengizinkan Anda  memeriksanya.

Semua infeksi kulit, baik akibat jilatan berlebihan karena penyebab lain yang mendasari, abses, atau luka, memerlukan perhatian dokter hewan segera.

Dokter hewan akan memastikan apakah terdapat infeksi jamur atau bakteri dengan membiakkannya di tempat tersebut.

Dokter hewan akan membersihkan area tersebut dan meresepkan kucing dengan antijamur yang sesuai, antibiotik topikal atau sistemik, dan obat penghilang rasa sakit.  

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Perbedaan Kucing Himalaya dan Persia

Sakit 

Ilustrasi kucing Turkish Angora.SHUTTERSTOCK/THECATS Ilustrasi kucing Turkish Angora.
Rasa sakit adalah penyebab bulu kucing rontok lainnya yang cukup umum. Kucing mungkin tak henti-hentinya menjilati bulunya bukan karena gatal, tetapi karena sakit. 

Tujuannya, sebagai upaya menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Tentu saja, sama dengan  alergi, kucing peliharaan mungkin secara tidak sengaja menjilati bulunya. 

Hal ini dapat terjadi pada kondisi, seperti radang sendi, cedera, dan kondisi medis, di antaranya masalah saluran kemih. Masalah saluran kemih ini akan membuat kucing menjilati area genitalnya secara berlebihan. 

Segera mengunjungi dokter hewan, terutama jika terdapat tanda-tanda mengejan saat buang air kecil atau terdapat darah pada air seni, untuk memastikan tidak ada penyakit yang mendasarinya. 

Baca juga: 7 Tanda Kucing Hamil dan Cara Merawatnya

Stres

Terakhir, penyebab bulu kucinh rontok adalag stres. Kucing yang sangat stres sering kali mengakibatkan perilaku kompulsif, seperti menjilati atau menggaruk tanpa henti.

Pindah ke rumah baru, memperkenalkan hewan peliharaan baru, atau perubahan besar lainnya dalam kehidupan kucing menjadi hal yang dapat menyebabkan kucing cemas serta stres. 

Akibatnya, kucing menjilati dirinya sendiri secara obsesif. Biasanya, setelah peristiwa yang membuat stres itu berakhir, kucing akan menghentikan kebiasaan menjilati tubuh dan bulu kucing tidak lagi rontok. 

Cobalah mengidentifikasi apakah ada peristiwa yang membuat kucing stres, seperti menjauhkan hewan peliharaan baru untuk sementara waktu atau memperkenalkan secara perlahan untuk mengurangi kecemasan.

Selain itu, jaga kebisingan dan perubahan apa pun dalam rutinitas kucing peliharaan seminimal mungkin serta pastikan kucing memiliki tempat aman dan damai untuk beristirahat agar tidak terganggu.

Namun, perlu diingat, ada banyak alasan medis yang mungkin menyebabkannya. Memeriksakan kucing ke dokter hewan adalah hal terbaik yang harus dilakukan sebelum berasumsi bulu kucing rontok karena stres. Kecemasan dan stres kronis tidak baik untuk kucing karena menyebabkan berbaga masalah kesehatan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Alasan Rumah Selalu Terlihat Berantakan

7 Alasan Rumah Selalu Terlihat Berantakan

Housing
Cara Membersihkan Furnitur Beludru agar Terlihat Cantik

Cara Membersihkan Furnitur Beludru agar Terlihat Cantik

Home Appliances
3 Cara Membersihkan Noda Oli di Halaman Rumah

3 Cara Membersihkan Noda Oli di Halaman Rumah

Housing
7 Bunga Putih yang Dapat Mempercantik Taman

7 Bunga Putih yang Dapat Mempercantik Taman

Pets & Garden
Cara Mengobati dan Mencegah Kucing Scabies

Cara Mengobati dan Mencegah Kucing Scabies

Pets & Garden
5 Cara Membasmi Semut Api dari Rumah

5 Cara Membasmi Semut Api dari Rumah

Housing
4 Cara Membersihkan Tapak Setrika dengan Bahan Alami

4 Cara Membersihkan Tapak Setrika dengan Bahan Alami

Home Appliances
5 Cara Membersihkan Dinding Putih agar Kembali Berkilau

5 Cara Membersihkan Dinding Putih agar Kembali Berkilau

Decor
Mudah, Begini Cara Membersihkan Jendela Kayu

Mudah, Begini Cara Membersihkan Jendela Kayu

Do it your self
6 Cara Merawat Cobek agar Bebas Bau dan Tahan Lama

6 Cara Merawat Cobek agar Bebas Bau dan Tahan Lama

Do it your self
5 Barang yang Harus Disingkirkan dari Dapur agar Terlihat Minimalis

5 Barang yang Harus Disingkirkan dari Dapur agar Terlihat Minimalis

Housing
Cara Membersihkan Food Processor agar Kembali Kinclong

Cara Membersihkan Food Processor agar Kembali Kinclong

Do it your self
Tanda dan Penyebab Kucing Terkena Rabies, Ini Kata Dokter Hewan

Tanda dan Penyebab Kucing Terkena Rabies, Ini Kata Dokter Hewan

Pets & Garden
Cara Membersihkan Rol Cat agar Terlihat Seperti Baru

Cara Membersihkan Rol Cat agar Terlihat Seperti Baru

Do it your self
8 Tanaman Hias yang Tumbuh Subur di Apartemen

8 Tanaman Hias yang Tumbuh Subur di Apartemen

Pets & Garden
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com