JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beragam jenis bohlam yang dijual di pasaran. Masing-masing bohlam memancarkan jenis cahaya yang berbeda, beberapa di antaranya keras dan langsung sementara yang lain memancarkan cahaya yang lebih lembut.
Selain itu, dikutip dari House Digest, Senin (14/5/2023), setiap jenis bohlam juga memancarkan cahaya dengan suhu warna berbeda, mulai dari sejuk hingga hangat. Bohlam cahaya hangat lebih sesuai untuk ruangan seperti kamar tidur.
Selain mempertimbangkan efisiensi energi saat memilih jenis bohlam yang tepat untuk ruangan, penting juga untuk mempertimbangkan efek cahaya dari bola lampu tertentu pada ruangan.
Baca juga: Bisakah Menggunakan Lampu LED untuk Pertumbuhan Tanaman?
Meskipun penting untuk diingat saat mengganti bohlam di setiap ruangan rumah, ini sangat penting di kamar tidur.
Meskipun lampu LED modern bertahan lebih lama dan lebih hemat energi daripada semua jenis bohlam lainnya, bohlam ini juga memancarkan banyak cahaya biru, bahkan lebih banyak daripada jenis bola lampu lainnya.
Paparan cahaya biru harus dihindari di kamar tidur, karena dapat menyebabkan gangguan tidur dan disfungsi ritme sirkadian.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), paparan cahaya biru dari lampu LED sebelum tidur dapat mengganggu ritme sirkadian Anda, membuat Anda lebih sulit untuk tertidur di malam hari dan sama sulitnya untuk tetap tertidur begitu Anda berhasil tertidur.
Baca juga: Cara Memilih Lampu Terbaik Kamar Tidur
Mengandalkan lampu LED untuk menerangi kamar tidur tidak hanya membuat Anda tidak mungkin menghindari paparan cahaya biru saat merebahkan diri untuk tidur, cahaya biru keras dari bohlam LED di pagi hari juga tidak kondusif untuk bangun dengan lembut atau perlahan.
Sementara paparan cahaya biru selama jam bangun Anda penting untuk menekan produksi melatonin dan membantu Anda merasa waspada dan berenergi di siang hari, produksi melatonin alami yang melambat di malam hari dapat membuat Anda bolak-balik saat mencoba untuk tidur.