Coren meneliti apakah anjing dapat mengalami Seasonal Affective Disorder ketika, secara kebetulan, mengumpulkan data sehari sebelum gempa bumi tingkat 6,8 melanda Pacific Northwest.
Data ini meliputi aktivitas dan tingkat kecemasan terhadap 200 anjing yang tinggal di Vancouver, Kanada, sebuah kota yang terkena dampak gempa.
Pada hari sebelum gempa bumi, 49 persen anjing menunjukkan peningkatan kecemasan yang signifikan dan 47 persen jauh lebih aktif. Ini adalah peningkatan tajam dari rata-rata harian yang stabil, yang dikumpulkan hingga saat itu.
Baca juga: Jangan Dilakukan, Ini 5 Perilaku Manusia yang Dibenci Anjing
Gempa bumi yang akan datang tampaknya merupakan penjelasan paling mungkin untuk perubahan perilaku anjing-anjing itu. Namun, apakah anjing memprediksi gempa bumi?
Coren menduga anjing mendengar aktivitas seismik, jadi anjing menyelami data untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Sebanyak 14 anjing dalam penelitian tersebut memiliki gangguan pendengaran, kecuali satu dari mereka tidak menunjukkan peningkatan aktivitas dan kecemasan anjing-anjing lainnya.
Mungkin mereka tidak dapat mendeteksi apa yang mengganggu sesama anjing. Menariknya, satu anjing dengan gangguan pendengaran yang merespons dengan kecemasan tinggal dengan anjing yang bisa mendengar secara normal, jadi mungkin bereaksi terhadap perubahan perilaku teman serumahnya.
Baca juga: Cara Mendeteksi Kulit Terbakar Matahari pada Anjing dan Mengatasinya
Anjing-anjing bertelinga tegak menunjukkan lebih banyak peningkatan aktivitas dan kecemasan sehari sebelum gempa bumi daripada anjing dengan telinga terkulai lantaran dapat mendengar lebih banyak aktivitas seismik.
Selain itu, Coren mengelompokkan anjing berdasarkan ukuran kepala. Mamalia dengan kepala lebih kecil dapat mendengar frekuensi lebih tinggi daripada mamalia berkepala besar
Faktanya, anjing-anjing dengan ukuran kepala terkecil cenderung menunjukkan peningkatan aktivitas dan tingkat kecemasanjauh lebih besar sebelum gempa dibanding anjing-anjing dengan kepala besar.
Baca juga: 7 Ras Anjing Berkepribadian Lembut di Dunia, Cocok untuk Anak-anak
Hal ini memberikan bukti potensial lebih lanjut bahwa suara seismik berfrekuensi tinggi memperingatkan anjing terhadap gempa bumi yang akan datang.
Meski penelitian Coren hanya melibatkan satu gempa bumi, bersama dengan bukti anekdotal, tampaknya anjing dapat memprediksi gempa bumi setidaknya dalam kondisi tepat.
Jika gempa bumi menghasilkan suara frekuensi tinggi yang cukup keras pada hari-hari sebelum gempa terjadi, anjing mungkin mampu merasakan ada sesuatu tidak biasa akan terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.